Senin, 16 Maret 2009

BACA...BACA...BACA

Musholla TGP, akankah berakhir disini??

Bicara tentang KSM yang satu ini, berarti bicara tentang sejarah panjang perjalanan dakwah di TGP. Bermula dari masjid Ar-Rahman PUSGRAFIN sekelompok mahasiswa yang merasa tergugah akan terbatasnya nilai-nilai keislaman yang ada di TGP memulai perjalanan tersebut. Entah sejak kapan nama Musholla resmi digunakan sebagai nama KSM, yang jelas sebutan anak Musholla memang sudah digunakan sejak dahulu untuk menyebut sekelompok mahasiswa yang gemar berlama-lama menghabiskan waktu di Masjid Ar-Rahman, tentu bukan sekedar mengisi waktu luang atau karena kurang kerjaan, melainkan mereka memanfaatkan sebagian waktu kuliahnya untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mengalokasikan sebagian waktunya untuk berjibaku mengurusi masalah dakwah, menjadi lembaga dakwah yang memenuhi kebutuhan dakwah yang selama ini tidak tersentuh dari pusat (UKM FIKRI), menyirami kegersangan yang ada dengan kesejukan al-islam, dan menumbuhkan kesadaran berislam dikalangan mahasiswa TGP saat itu. Musholla hadir sebagai sebuah LDK (Lembaga Dakwah Kampus), dengan cita-cita ini Musholla memulai dakwahnya bukan hanya di kalangan mahasiswa namun dengan sasaran yang lebih luas yaitu masyarakat kampus seluruhnya. Musholla hadir ditengah-tengah kebutuhan masyarakat kampus saat itu, yang haus akan nilai-nilai keislaman. Musholla mampu menyajikan dakwah menjadi sesuatu yang dapat diterima bahkan didukung sepenuhnya oleh objek dakwahnya. Inilah Prestasi terbesar yang pasti akan mendapat acungan dua jempol oleh siapapun yang mengaku sebagai aktivis dakwah dimanapun. Sebuah konsep dakwah luar biasa yang hingga kini belum mampu ditiru oleh lembaga serupa di lingkungan PNJ, Musholla dengan Fiqh Dakwahnya yang unik menjadi sesuatu yang luar biasa yang patut kita banggakan. Bagaimana tidak Musholla TGP mampu menjadikan mahasiswa TGP baik sadar atau tidak sebagai pendukung dakwah seluruhnya, menjadikan setiap agenda dakwah menjadi agenda bersama yang wajib diwujudkan sekuat tenaga.

Apa saja agenda dakwah yang biasa dilakukan oleh Musholla TGP??

  1. Mentoring Sosjur, menjadi sebuah budaya di TGP bahwa Sosjur merupakan agenda angkatan yang dikelola oleh tingkat tiga, sedangkan agar mahasiswa tingkat dua turut berpartisipasi maka bagi seluruh mahasiswa muslim tingkat dua diberikanlah amanah untuk mengadakan mentoring disela acara Sosjur yang menegangkan. Tepatnya mentoring memberi kesejukan ditengah kegersangan sosjur. Ajang pengenalan dan rekrutmen pertama di jurusan TGP ini sangat mempengaruhi keberlangsungan agenda dakwah dan kaderisasi Musholla kedepannya.
  2. Ji-Ko Days, Jilbab dan Koko Days yaitu hari menggunakan Jilbab (bagi mahasiswi) dan baju koko (bagi mahasiswa). Agenda ini biasa berlangsung selepas sosjur yang biasanya memasuki bulan Ramadhan. Fenomena aneh pun terjadi, sebulan dalam setahun mahasiswa TGP mengubah penampilannya dari penampilan apa adanya dengan rambut gondrong, kaos oblong dan sandal jepitnya menjadi penampilan yang islami, dari acara ini diharapkan tertanam kecintaan akan busana yang islami dan bisa jadi ada beberapa mahasiswi yang kemudian istiqomah memakai jilbab selepas ramadhan.
  3. Ifthor Jama’i, Buka puasa bersama keluarga besar TGP, agenda musholla yang satu iini merupakan agenda rutin di bulan ramadhan yang pelaksanaannya diamanahkan kepada mahasiswa baru. Selain ajang buka puasa, agenda yang satu ini pun bertujuan agar mahasiswa baru saling mengenal satu sama lain dan mempererat silaturahmi dengan mahasiswa lama dan penghuni TGP lainnya.
  4. Islamic TGP’ers (IT), atau bisa juga disebut pekan islami TGP berisi serangkaian kegiatan yangh b erlangsung selama satu pecan terdiri dari bazaar buku dan busana muslim, kajian tematik, bedah film islami, dan sebagainya.
  5. Tafakur Alam (TA), Momen terbesar di TGP yang selalu dinantikan ini merupakan agenda tahunan yang dikelola oleh mahasiswa muslim tingkat dua. Acara yang bukan hanya dinanti oleh mahasiswa melainkan juga oleh seluruh alumni ini merupakan acara yang paling menguras kontribusi tenaga, waktu, pikiran, dan dana ini merupakan ajang rekrutmen kedua setelah sosjur, sekaligus refreshing. Acara yang namanya selau berganti tiap tahun ini dilangsungkan di luar kota selama tiga hari berisikan mentoring, kajian, outbong, dan juga temu alumni. Entah mengapa Tafakur Alam terakhir kurang mendapat perhatian dari peserta.
  6. Kajian Bulanan (KABUL), agenda yang berisikan kajian seputar isu keislaman yang sedang berkembang ini, biasanya dilangsungkan setiap dua bulan sekali. Pelaksanaan KABUL ini ditujukan kepada seluruh penghuni TGP bukan hamya mahasiswa bertujuan meningkatkan wawasan keislaman masyarakat TGP.
  7. Mentoring, mentoring rutin baik mentoring kelas maupun kelompok mentoring lainnya yang dilaksanakan rutin tiap pekan, merupakan ajang pembinaan dan penanaman nilai-nilai islami kedalam pjiwa mahsiswa TGP. Mentoring di TGP selalu terkendala oleh minimnya sumber daya mentor, namun hingga kini mentoring TGP masih tetap berjalan dengan segala keterbatasannya.
  8. Kajian Muslimah (KAMUS), seperti namanya, kajian yang satu ini memang khusus bagi muslimah. Dilangsungkan setiap hari jum’at diwaktu sholat jum’at.
  9. Mentoring Gabungan (MENGAB), merupakan acara yang mempertemukan seluruh peserta mentoring di TGP dalam sebuah kegiatan missal kajian atau nonton film islami. Mengab jug biasa dilaksanakan menjelang Ujian baik UTS maupun UAS bertujuan memberikan motivasi bagi peserta mentoring untuk menghadapi dan mendapatkan nilai terbaik dlam ujian.
  10. Lembar Tausiyah (LT), merupakan buletin kecil yang diterbitkan Musholla setiap hari jum’at berisikan tausiyah ataupun kisah hikmah yang mudah dipahami oleh pembacanya.
  11. Selain agenda tersebut diatas, masih banyak agenda lainnya seperti, syuro pengurus, bersih-bersih musholla, rihlah, jaulah, mabit, penggalangan dana kemanusiaan, jualan, dll

Apa kabar Musholla hari ini?

Kepindahan TGP dari pusgrafin ke Depok membawa efek sangat besar bagi kondisi jurusan TGP saat ini, baik budaya, kemahasiswaan, juga akademik. Begitupula bagi Musholla, kehilangan Masjid Ar-rahman sebagai pusat kegiatannya membuat agenda musholla berjalan dalam keterbatasannya, rekrutmen yang tidak optimal ditambah idealisme mahasiswa TGP yang semakin bergeser membut agenda musholla berjalan tidak optimal. Terlihat dari kuantitas peserta dalam setiap agenda Musholla yang semakin sedikit peminatnya, namun hingga kini agenda musholla masih menjadi agenda yang dikelola bersama seluruh mahasiswa muslim TGP.

Kabar buruk pun tiba, ketika berjibaku mengurus perizinan TAKBIR (Tafakur Alam tahun 2008) Musholla dikejutkan dengan proposal TAKBIR yang di CUT oleh birokrasi baik pusat maupun jurusan, akibatnya TAKBIR pun sempat di tunda hampir sebulan dari jadwal seharusnya. Setelah melewati proses panjang akhirnya diketahui bahwa adanya peraturan baru yang melarang HMJ menyelenggarakan kegiatan selain kegiatan akademis (penalaran dan keilmuan), sedangkan untuk kegiatan kemahasiswaan diseenggarakan oleh UKM. Dalam hal ini agenda Musholla pun dibenturkan dengan UKM FIKRI sebagai UKM Kerohanian Islam, dianggap sebagai duplikasi, hingga agenda TAKBIR harus di CANCEL. Setelah melewati perdebatan panjang akhirnya disepakati bahwa tahun ini merupakan penyelenggaraan Tafakur Alam yan terakhir , dan selanjutnya seluruh kegiatan musholla harus dikoordinasikan dengan UKM FIKRI. Bukan hal sulit bagi musholla untuk melakuka koordinasi dengan FIKRI karena bagaimanapun notabenenya FIKRI dan Musholla ialah sama-sama lembaga Syi’ar yang sudah seharusnya saling bersinergi untuk keberhasilan dakwah di PNJ. Dari sebatas koordinasi, kemudian wacana berubah menjadi pembubaran KSM Musholla. Pernyataan ini dikeluarkan oleh Pudir 3 dihadapan rekan-rekan MPM selang beberapa menit setelah pengukuhan KSM, BO, dan UKM di GSG beberapa waktu lalu. Ini merupakan penegasan pernyataaan beliau sebelumnya Desember lalu. Dalam kesempatan dialog dengan gedung Q 10 Maret lalu, kepastian pembubaran Musholla kembali ditegaskan oleh beliau dengan dalih yang masih sama yaitu Duplikasi kegiatan dan Pos Anggaran, dari pernyataan beliau dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor yang paling berpengaruh sebenarnya ialah faktor anggaran, pihak birokrai tidak menghendaki adanya pengeluaran anggaran yang dobel untuk jenis kegiatan yang sama. Padahal, jika kita kritisi dana kemahasiswaan merupakan dana yang berasal dari mahasiswa dan seharusnya direalisasikan sepenuhnya untuk pembiayaan kegiatan mahasiswa, terlepas apapun bentuk dan organisasi yang menyelenggarakannya yang terpenting ialah mengembalikan uang tersebut kepada mahasiswa.

Wacana pembubaran Musholla bukanlah wacana baru, namun sudah pernah menjadi wacana sejak lama di kalangan aktivis dakwah TGP tepatnya di angkatan 2004. ketika itu rencana kepindahan ke Depok sedang menjadi topik utama, dari sekian efek kepindahan yang akan terjadi ialah masalah eksistensi musholla sebagai lembaga dakwah nantinya harus dipertahankan atau tidak, sedangkan di depok sudah ada lembaga dakwah UKM FIKRI yang seharusnya memang menjadi pusat dakwah kampus. Kemudian berkembang rencana lain yaitu peleburan (bukan pembubaran) Musholla kedalam HMGP menjadi bidang kerohanian. Rencana ini pun mengandung beberapa kelemahan yang harus kita cermati anatara lain hilangnya independensi Musholla sehingga nantinya agenda Musholla akan sangat tergantung pada HMGP, bisa jadi agenda musholla akan berbenturan dengan agenda HMGP yang juga padat. Efek lainnya ialah terbukanya kesempatan bagi mahasiswa Non-Islam untuk menuntut difasilitasinya kegiatan mereka atas nama HMGP karena bidang kerohanian bersifat universal dan nantinya juga harus terbentuk sub bidang kerohanian Kristen misalnya,dst.

Bagaimanapun akhir dari perjalanan Musholla nanti, pastinya membutuhkan sebuah kajian yang mendalam dari segenap pejuang dakwah TGP baik yang kini masih berjibaku, akan berjibaku, maupun para alumni yang telah turut menorehkan sejarah perjalanan Musholla TGP hingga kini. Pertanyaan yang harus dijawab bukanlah dibubarkan atau dileburkannya Musholla, namun SIAP atau TIDAK SIAPKAH kita menghadapi keputusan ini. Siap atau tidakkah UKM FIKRI untuk men-cover semua agenda dakwah di TGP yang tentunya selama ini kita kemas secara berbeda sesuai budaya yang ada, memberikan perhatian dakwah yang sama ke setiap jurusan yang selama in pun dirasakan belum optimal. Siap atau tidakkah HMGP untuk menaungi bidang kerohanian yang natinya akan dibentuk dan mempertahankan keberlangsungan dakwah di TGP. Siap atau tidakkah mahasiswa TGP untuk menerima dakwah yang disajikan berbeda dari dakwah yang selama ini mereka dapatkan dari Musholla. Ingatlah saudaraku,

"Eksistensi sebuah lembaga dakwah bisa saja berakhir dimanapun dan kapanpun, namun Eksistensi dakwah dan al-islam tak akan pernah berakhir, apapun makar yang mereka buat sebab Allah lah sebaik-baik pembuat makar. Estafet dakwah akan terus berlangsung karena itulah tabiat jalan dakwah ini. Ingatlah saudaraku, bagaimanapun nasib dakwah TGP kedepan semuanya telah ditakdirkan oleh Allah sebagai takdir yang terbaik, dan kitalah yang harus berikhtiar mewujudkan takdir tersebut bukan orang lain."

Wallahu a’lami bisshowwab.

Ditulis oleh seorang yang tersesat di jalan dakwah untuk saudara seperjuangan di medan dakwah bernama TGP.

Sabtu, 07 Maret 2009

SEMANGAT MENTORING

8
PERTEMUAN
LINGKARAN
MANFAAT