Sebagai Project Officer P2K HMGP 2009
"Semoga Dapat Menjalankan Amanahnya Dengan Baik..Tetap semangat Untuk TGP Yang Lebih Baik"
Musholla TGP, akankah berakhir disini??
Bicara tentang KSM yang satu ini, berarti bicara tentang sejarah panjang perjalanan dakwah di TGP. Bermula dari masjid Ar-Rahman PUSGRAFIN sekelompok mahasiswa yang merasa tergugah akan terbatasnya nilai-nilai keislaman yang ada di TGP memulai perjalanan tersebut. Entah sejak kapan nama Musholla resmi digunakan sebagai nama KSM, yang jelas sebutan anak Musholla memang sudah digunakan sejak dahulu untuk menyebut sekelompok mahasiswa yang gemar berlama-lama menghabiskan waktu di Masjid Ar-Rahman, tentu bukan sekedar mengisi waktu luang atau karena kurang kerjaan, melainkan mereka memanfaatkan sebagian waktu kuliahnya untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mengalokasikan sebagian waktunya untuk berjibaku mengurusi masalah dakwah, menjadi lembaga dakwah yang memenuhi kebutuhan dakwah yang selama ini tidak tersentuh dari pusat (UKM FIKRI), menyirami kegersangan yang ada dengan kesejukan al-islam, dan menumbuhkan kesadaran berislam dikalangan mahasiswa TGP saat itu. Musholla hadir sebagai sebuah LDK (Lembaga Dakwah Kampus), dengan cita-cita ini Musholla memulai dakwahnya bukan hanya di kalangan mahasiswa namun dengan sasaran yang lebih luas yaitu masyarakat kampus seluruhnya. Musholla hadir ditengah-tengah kebutuhan masyarakat kampus saat itu, yang haus akan nilai-nilai keislaman. Musholla mampu menyajikan dakwah menjadi sesuatu yang dapat diterima bahkan didukung sepenuhnya oleh objek dakwahnya. Inilah Prestasi terbesar yang pasti akan mendapat acungan dua jempol oleh siapapun yang mengaku sebagai aktivis dakwah dimanapun. Sebuah konsep dakwah luar biasa yang hingga kini belum mampu ditiru oleh lembaga serupa di lingkungan PNJ, Musholla dengan Fiqh Dakwahnya yang unik menjadi sesuatu yang luar biasa yang patut kita banggakan. Bagaimana tidak Musholla TGP mampu menjadikan mahasiswa TGP baik sadar atau tidak sebagai pendukung dakwah seluruhnya, menjadikan setiap agenda dakwah menjadi agenda bersama yang wajib diwujudkan sekuat tenaga.
Apa saja agenda dakwah yang biasa dilakukan oleh Musholla TGP??
Apa kabar Musholla hari ini?
Kepindahan TGP dari pusgrafin ke Depok membawa efek sangat besar bagi kondisi jurusan TGP saat ini, baik budaya, kemahasiswaan, juga akademik. Begitupula bagi Musholla, kehilangan Masjid Ar-rahman sebagai pusat kegiatannya membuat agenda musholla berjalan dalam keterbatasannya, rekrutmen yang tidak optimal ditambah idealisme mahasiswa TGP yang semakin bergeser membut agenda musholla berjalan tidak optimal. Terlihat dari kuantitas peserta dalam setiap agenda Musholla yang semakin sedikit peminatnya, namun hingga kini agenda musholla masih menjadi agenda yang dikelola bersama seluruh mahasiswa muslim TGP.
Kabar buruk pun tiba, ketika berjibaku mengurus perizinan TAKBIR (Tafakur Alam tahun 2008) Musholla dikejutkan dengan proposal TAKBIR yang di CUT oleh birokrasi baik pusat maupun jurusan, akibatnya TAKBIR pun sempat di tunda hampir sebulan dari jadwal seharusnya. Setelah melewati proses panjang akhirnya diketahui bahwa adanya peraturan baru yang melarang HMJ menyelenggarakan kegiatan selain kegiatan akademis (penalaran dan keilmuan), sedangkan untuk kegiatan kemahasiswaan diseenggarakan oleh UKM. Dalam hal ini agenda Musholla pun dibenturkan dengan UKM FIKRI sebagai UKM Kerohanian Islam, dianggap sebagai duplikasi, hingga agenda TAKBIR harus di CANCEL. Setelah melewati perdebatan panjang akhirnya disepakati bahwa tahun ini merupakan penyelenggaraan Tafakur Alam yan terakhir , dan selanjutnya seluruh kegiatan musholla harus dikoordinasikan dengan UKM FIKRI. Bukan hal sulit bagi musholla untuk melakuka koordinasi dengan FIKRI karena bagaimanapun notabenenya FIKRI dan Musholla ialah sama-sama lembaga Syi’ar yang sudah seharusnya saling bersinergi untuk keberhasilan dakwah di PNJ. Dari sebatas koordinasi, kemudian wacana berubah menjadi pembubaran KSM Musholla. Pernyataan ini dikeluarkan oleh Pudir 3 dihadapan rekan-rekan MPM selang beberapa menit setelah pengukuhan KSM, BO, dan UKM di GSG beberapa waktu lalu. Ini merupakan penegasan pernyataaan beliau sebelumnya Desember lalu. Dalam kesempatan dialog dengan gedung Q 10 Maret lalu, kepastian pembubaran Musholla kembali ditegaskan oleh beliau dengan dalih yang masih sama yaitu Duplikasi kegiatan dan Pos Anggaran, dari pernyataan beliau dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor yang paling berpengaruh sebenarnya ialah faktor anggaran, pihak birokrai tidak menghendaki adanya pengeluaran anggaran yang dobel untuk jenis kegiatan yang sama. Padahal, jika kita kritisi dana kemahasiswaan merupakan dana yang berasal dari mahasiswa dan seharusnya direalisasikan sepenuhnya untuk pembiayaan kegiatan mahasiswa, terlepas apapun bentuk dan organisasi yang menyelenggarakannya yang terpenting ialah mengembalikan uang tersebut kepada mahasiswa.
Wacana pembubaran Musholla bukanlah wacana baru, namun sudah pernah menjadi wacana sejak lama di kalangan aktivis dakwah TGP tepatnya di angkatan 2004. ketika itu rencana kepindahan ke Depok sedang menjadi topik utama, dari sekian efek kepindahan yang akan terjadi ialah masalah eksistensi musholla sebagai lembaga dakwah nantinya harus dipertahankan atau tidak, sedangkan di depok sudah ada lembaga dakwah UKM FIKRI yang seharusnya memang menjadi pusat dakwah kampus. Kemudian berkembang rencana lain yaitu peleburan (bukan pembubaran) Musholla kedalam HMGP menjadi bidang kerohanian. Rencana ini pun mengandung beberapa kelemahan yang harus kita cermati anatara lain hilangnya independensi Musholla sehingga nantinya agenda Musholla akan sangat tergantung pada HMGP, bisa jadi agenda musholla akan berbenturan dengan agenda HMGP yang juga padat. Efek lainnya ialah terbukanya kesempatan bagi mahasiswa Non-Islam untuk menuntut difasilitasinya kegiatan mereka atas nama HMGP karena bidang kerohanian bersifat universal dan nantinya juga harus terbentuk sub bidang kerohanian Kristen misalnya,dst.
Bagaimanapun akhir dari perjalanan Musholla nanti, pastinya membutuhkan sebuah kajian yang mendalam dari segenap pejuang dakwah TGP baik yang kini masih berjibaku, akan berjibaku, maupun para alumni yang telah turut menorehkan sejarah perjalanan Musholla TGP hingga kini. Pertanyaan yang harus dijawab bukanlah dibubarkan atau dileburkannya Musholla, namun SIAP atau TIDAK SIAPKAH kita menghadapi keputusan ini. Siap atau tidakkah UKM FIKRI untuk men-cover semua agenda dakwah di TGP yang tentunya selama ini kita kemas secara berbeda sesuai budaya yang ada, memberikan perhatian dakwah yang sama ke setiap jurusan yang selama in pun dirasakan belum optimal. Siap atau tidakkah HMGP untuk menaungi bidang kerohanian yang natinya akan dibentuk dan mempertahankan keberlangsungan dakwah di TGP. Siap atau tidakkah mahasiswa TGP untuk menerima dakwah yang disajikan berbeda dari dakwah yang selama ini mereka dapatkan dari Musholla. Ingatlah saudaraku,
"Eksistensi sebuah lembaga dakwah bisa saja berakhir dimanapun dan kapanpun, namun Eksistensi dakwah dan al-islam tak akan pernah berakhir, apapun makar yang mereka buat sebab Allah lah sebaik-baik pembuat makar. Estafet dakwah akan terus berlangsung karena itulah tabiat jalan dakwah ini. Ingatlah saudaraku, bagaimanapun nasib dakwah TGP kedepan semuanya telah ditakdirkan oleh Allah sebagai takdir yang terbaik, dan kitalah yang harus berikhtiar mewujudkan takdir tersebut bukan orang lain."
Wallahu a’lami bisshowwab.
Ditulis oleh seorang yang tersesat di jalan dakwah untuk saudara seperjuangan di
Cangkir yang Cantik
Sepasang kakek dan nenek pergi belanja ke sebuah toko souvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. “Lihat cangkir itu,” kata si nenek kepada suaminya. “Kau benar, itu cangkir tercantik yang permnah akau lihat,” ujar si kakek.
Saat mereka mendekati cangkir itu, ti\ba-toba cangkir yang dimaksud berbicara. “ terima kasih untuk perhatiannya. Perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyak\alh seonggok tanh liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang perajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputa.
Kemudian ia mulai memutar-mutar hingga aku merasaa pusing. Stop! Stop! Aku berteriak, tetapi orang itu berkata, “Belum!” Lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop! Teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku tanpa menghiraukan teeriakanku. Bahkan lebih buruk lagiia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas! Panas! Teriakku dengan keras. Stop! Cukup! Teriakku lagi. Tapi ornagn ini berkata, “Belum!”
Akhirnya, ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku piokir selesailah penderitaanku. Oh, ternyata belum. Setelah dingin, aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop! Stop! Aku berteriak.
Wanita itu berfkata, “Belum!” Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya. Tolong! Hentikan penyiksaan ini! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang itu tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku. Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.
Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampur tidak percaya karena di hadapanku berdiri sebi\uah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku kini.
Saudaraku, seperti itulah Allah swt. membentuk kita. Pada saat Allah swt. membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi, itulah cara mengubah kita agar menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan-Nya.
Saudaraku, anggaplah sebagai kebahagiaan apabila kita jatuh ke dalam berbagai cobaan, sebab kita tahu bahwa ujian menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya kita menjadi sempurna, utuh, dan tak kekurangan suatu apapun.
Apabila kita sedang menghadapi ujian hidup, jangan berkecil hati karena Allah swt. sedang membentuk kita. Bentukan-bentukan itu memang menyakitkan, tetapi setelah proses itu selesai, kita akan melihat betapa cantiknya Allah membentuk kita.