Minggu, 28 Desember 2008

Tragedi GAZA

Apakah anda melihat?







SERUAN BERAKSI...!!!

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Seruan Beraksi..!!!
Aksi Solidaritas Pelajar & Mahasiswa Mengutuk serangan israel ke jalur Gaza!!

Senin, 29 Desember 2008 JAm 10.00 WIB di Bundaran eks. Hotel Indonesia
dilanjutkan Long mArch ke Kedutaan Besar Mesir!!!
Berikan Kontribusi terbaik!!!

Kepada seluruh Aktivis Dakwah Kampus PNJ..diharapkan berkumpul di Masjid Ukhuwah Islamiyah Jam 07.30 WIB..SEBARKAN!!!


"Lebih baik aku memotong daging dari tubuhku, daripada memisahkan Palestina dari tanah kaum Muslimin"
(Sultan Mahmud II..Khalifah terakhir kekhalifahan Turki Utsmani)

"Israel akan tetap tegak berdiri, hingga Islam menghancurkannya..sebagaimana telah dihancurkan sebelum ini"
(Asy-Syahid Hasan Al-Banna)

"Intifadhoh akan terus berlangsung, hingga tidak tersisa sedikitpun keberanian dihati tentara - tentara Israel La'natullah"
(Asy-Syahid Syaikh Ahmad Yassin)


Saudaraku..tidakkah kau dengar tangis balita palestina ditengah gelapnya malam tanpa aliran listrik..?
Saudaraku..tidakkah kau dengar tangis Ibu yang meratapi bayinya..tatkala Roti & Susu menjadi barang yang amat langka?
Saudaraku..Tidakkah kau melihat langkah kaki mereka yang pergi ke sekolah..padahal bangunan sekolah mereka telah rata dengan tanah?

Sabtu, 27 Desember 2008

Makin YAKIN?

Assalamu'alaikumWrW b…

"Pernahkah suatu saat kita hendak pergi ke suatu tempat yang kita belum tau rutenya? Lantas apa yang kan kita lakukan? Langsung jalan begitu saja? Atau malah membatalkan perjalanan kita?"


Sebutlah namanya si A. Suatu saat, si A ini hendak pergi ke suatu tempat yang dia sendiri belum tau rutenya. Kemudian si A mencari tahu rute perjalanannya dengan bertanya kepada si B. Dan si B pun menjelaskan rutenya. Ketika si B menjelaskan rutenya, si B memberikan peringatan kepada si A. Kata si B, "Wahai kawanku, nanti dalam perjalanan angkau akan mengalami sedikit kemacetan di daerah ini dan itu. Kemudian nanti, engkau tidak perlu turun di terminal. Engkau turun saja di simpang 6, kemudian naik bis selanjutnya. Karena jika engkau turun di terminal, maka jarak yang kau tempuh akan semakin jauh dan ongkos yang harus kau keluarkan pun akan semakin besar!". Dan si A pun mengingat baik-baik semua yang dikatakan si B, lalu ia pun berangkat!

Dalam perjalanan, tanpa sepengetahuan si A, ternyata ada seseorang(sebutlah si C) yang kebetulan mempunyai nasib yang sama dengan si A(sama-sama ingin pergi ke tempat tujuan tersebut, tetapi dia tidak mengetahui rutenya dengan baik). Si C akhirnya masuk ke bis yang sama dengan si A. Dalam perjalanan, si C ini terus saja mengeluh karena seringnya terkena kemacetan. Sementara di sisi lain, si A malah senang karena apa yang dikatakan si B ternyata benar, bahwasanya kelak dia akan terkena macet di sini & situ. Sesampainya di simpang 6, si A turun dari bis. Sementara si B masih berada di dalam.

Perjalanan pun berlanjut! Si B (yang tadi tidak turun di simpang 6), masih saja hobi mengeluh dan mengeluh. "Duh, kenapa sih tak sampai-sampai juga di terminal??? Macet lagi! Huh, kalau tau bakal seperti ini, lebih baik aku pulang saja!", cetus si B. Akhirnya, 1 km sebelum sampai di terminal si B pun turun dari bis, kemudian dia pun pulang. Sementara si A, sampai di tujuan tepat pada waktunya.

Subhanallah…
Allah telah memberikan sebuah perumpamaan yang luar biasa!
"dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa"
Beginilah jalan dakwah kita. Betapa banyaknya rintangan yang kan kita hadapi setiap harinya, sampai2 waktu 24 jam pun terasa amat kurang. Sebegitu banyaknya rintangan tersebut, sampai-sampai membuat kita lupa bahwasanya memang inilah jalan dakwah. Sering sekali para ustad, guru, dan teman-teman seperjuangan kita mengingatkan kita akan betapa beratnya jalan dakwah ini. Betapa sulitnya rintangan yang kan kita hadapi. Namun ternyata hal itu malah membuat kita menyerah, bukan membuat kita MAKIN YAKIN.
Yakinlah, karena yakin adalah modal utama dari segala modal. Tak mungkin seorang Valentino Rossi dapat memicu kendaraannya begitu cepat tatkala tak ada keyakinan dalam dirinya. Maka sekali lagi, YAKINLAH…!

Wassalamu'alaikum Wr Wb

*Pesan asli dikirim oleh matriks_52

Selasa, 23 Desember 2008

TAKBIR belum Berakhir..

Alhamdulillah..TAKBIR (Tafakur Alam Kebersamaan Islam Menuai Rahmat) 2008 akhirnya selesai dilaksanakan. Setelah melewati perjuangan panjang akhirnya TAKBIR dapat dilaksanakan. Secara General TAKBIR berjalan dengan sukses namun pastinya ada kekurangan disana-sini. Terlebih lagi..jumlah peserta yang turun drastis: 48 peserta dari 250an mahasiswa muslim di TGP..bahkan tidak mencapai 20%. Putus asa mungkin sudah terlambat..turunnya jumlah peserta, besar kemungkinan disebabkan acara TAKBIR yang sempat di CANCEL oleh pihak jurusan.dan juga ketidaksiapan Panitia menghadapi hambatan yang ada. selain itu juga memang mentalitas mahasiswa TGP yang sudah jauh berubah dari angkatan-angkatan sebelumnya, inipun patut kita sadari sebagai faktor yang juga sangat berpengaruh.
Akhirnya..kami pun coba mengam,bil sisi positifnya..Mungkin ALLAH menghendaki 48 orang ini sebagai orang-orang terpilih..yang akan mengembalikan kekompakkan TGP yang sebenarnya.

TAKBIR kali ini memang mengambil tema: "Mencari Jati Diri Yang Hilang:ketika idealisme dipertanyakan"..materi yang dberikan pun nggak jauh seputar tema trsebut,

Materi pertama yg diisi oleh Trainer Profesional "Ust. Zen Al-Fuad" dari ABCo Training Center berjudul "WHO AM I?" berusaha menuntun peserta menemukan jati diri masing-masing sebagai seorang pemuda muslim, training yg berjalan interaktif ini diakhiri dengan kontemplasi (muhasabah) yang cukup membuat seisi ruangan menangis (banyak juga loh..panitia yang ikutan nangis.."Untung ane melarikan diri ke luar villa biar ga ikutan nangis..he3x")

Materi kedua pun nggak kalah seru..materi yang berjudul "Mahasiswa TGP Yang Berkualitas" dibawakan langsung oleh Bang Haynura ketua HMGP angkatan 1999. Beliau adalah seorang alumni yang paling kontroversial di TGP..bagaimana nggak..Bang Hay pernah mimpin DEMO di depan gedung Q di zamannya..ketika menuntut transparansi pengadaan fasilitas komputer untuk TGP. Bang hay juga yang kemudian mempelopori para TGP'ers untuk menjadi mahsiswa yang kritis..hingga ketika keadaannya kini semakin berubah..Ia pun merasa harus bertanggung jawab untuk mengembalikan mahasiswa TGP ke idealisme TGP yang sebenarnya.. sebagaimana yang Ia maksud dahulu.

Materi ketiga judulnya sangat menarik "Pemuda Peka Zaman" , disampaikan oleh orang yang tidak kalah kontroversialnya yaitu "Puji Ilafien" ketua HMGP angkatan 2005 yang baru saja mendapat gelar Diploma. Materi yang disampaikan begitu bersemangat membuat peserta semakin tertarik meyimak.
Materi ketiga ini betujuan memberika informasi kepada peserta megenai kondisi pemuda diakhir zaman yang semakin terpuruk & bagaimana peran serta pemuda slam untuk bangkit dari keterpurukan.

Terakhir..ditutup dengan MOVIE TALK "Surat Cinta Untuk Indonesia" dilanjutkan diskusi dengan Tema "Pemuda ISlam, apakah menjadi solusi permasalahn Bangsa?" Diskusi yng rencananya dibawaka oleh Sule ini akhirna dibawkanoleh "Bang Fakhri Salam alumni angkatan 2003", seorang alumni yang keika kuliah begitu totalitas dalam berjuang, hingga harus menunda kelulusannya selama setahun ini, membuat suasana malam terasa begitu hangat dan tidak ngantuk. Bertepatan dengan diskusi ini..alumni pun semakin banyak berdatangan..& betapa bangganya mereka ketika berkata: "Ternyata anak TGP belum kehilangan keberaniannya untuk bicara" yang berarti TGP belum kehilangan jiwa-jiwa kritisnya.

YAp..TAKBIR belum berakhir karenanya setelah TAKBIR selesai..akan segera dilanjutkan dengan MENTORING PROJECT bagi para peserta TAKBIR dan pemberian JOB PROJECT kepada angkatan 2008 yaitu berupa acara "Graphic and Publishing Fest yang diamanahkan kepada Hasni fadhillah DG1A pg 2008 sebagai nproject Officr"..hasil kerja keras ketika TAKBIR barulah terlihat ketika Mentoring dan acara "Graphic and Publishing Fest berjalan dengan sukses..

Selamat Berjuang!!!

Ucapan Terima Kasih:
Terima kasih seluruh panitia Angkatan 2007
Terima kasih seluruh TGP'ers Angkatan 2006
Terima kasih seluruh peserta Angkatan 2008
Terima kasih seluruh alumni yang telah hadir: Angkatan 1999, 2000, 2002, 2003, 2004, 2005
Terima kasih seluruh alumni yang telah membantu masalah finansial
Terima kasih seluruh Pemateri yang telah berbagi ilmunya
Terima kasih kepada ZIS - PT. Indosat atas donasinya
Dan semua Pihak yang telah membantu sekalipun hanya dengan Do'a..
Jazakumullahu Khoiron Jaza

NGAJI YUUK…

Pernah nggak merasa bete, nggak bersemangat, males beribadah dan sejenisnya, mungkin nggak cuma pernah ngalami tapi juga sering terjadi. Itulah ketika kondisi ruhiyah kering kerontang (emang sumur he..he..) alias futur. Udah dikasih minum belum?? Loh koq..? Beneran nich, ruhiyah butuh makan/minum, cuman bedanya bukan minum air atau makan nasi. Jika kita tidak memenuhi kebutuhan ruhiyah, berarti sama artinya kita mendzolimi diri kita sendiri. Why??
Hak diri kita yang harus kita penuhi adalah hak terhadap jasmaniah, fikriyah, dan ruhiyah. Hak terhadap jasmani bisa kita penuhi dengan makan dan minum. Hak fikriyah bisa kita penuhi dengan belajar, sedangkan hak ruhiyah bisa kita penuhi dengan mendekatkan diri kepada Allah. Makanan ruhiyah bisa kita dapatkan di majelis-majelis Allah(majelis yang disitu banyak disebut nama Allah), misalnya kajian-kajian Islam atau forum-forum halaqah. Forum-forum seperti itu juga diibaratkan sebagai pom bensin sebagai tempat beli bensin setelah lama berkendaraan atau charger hanphone setelah baterainya lowbat. Begitu pula dengan diri kita yang sehari-hari banyak disibukkan oleh berbagai aktifitas, ada aktifitas rumahtangga, kuliah, kerja, dakwah, dll yang semuanya itu membutuhkan supply tenaga dan semangat baru ketika habis terpakai. Udah nyambung belom dari tadi..
Ngaji…yang dimaksud disini bukan sekedar baca Al Qur’an saja lho.. mungkin masih banyak orang yang mendefinisikan seperti itu. Tapi yang dimaksud ngaji disini lebih luas lagi. Disitu kita bisa mengkaji/mempelajari Islam, Al Qur’an, fiqih ibadah, aqidah, dll. Kita sebagai seorang muslim tentunya gak hanya berlabel Islam saja kan. Tapi Islam menjadi pedoman/jalan hidup kita. Bagaimana mau melaksanakan ajaran Islam jika kita tidak mempelajarinya? Bagaimana kita mau diterima ibadah kita jika tidak tahu bagaimana ibadah yang benar. Bagaimana mau disebut sebagai orang muslim jika lebih tahu kisahnya para selebritis daripada syirah para nabi dan sahabat.
Banyak cara yang bisa kita tempuh untuk mempelajarinya. Bisa dengan membaca buku-buku Islam atau kalo orang IT biasanya lebih suka baca di internet, udah banyak situs-situs Islam yang bisa kita jadikan tempat belajar. Tapi untuk cara ini kurang interaktif, belajarnya hanya searah. Bisa juga dengan mendengarkan kajian lewat radio/TV, orang-orang ’sibuker’ bisa meluangkan waktunya untuk itu sambil melepas lelah, cuman yang ini juga tidak interaktif dan sekarang di TV pun acara-acara kajian semacam ini semakin sedikit.
Cara lain yakni dengan mengikuti kajian-kajian Islam yang biasa diadakan di masjid atau mushola, di kampus-kampus, dan saat ini tidak jarang pula kantor-kantor atau instansi yang mengadakan kajian rutin.Yang ini lebih interaktif karena ada sesi tanya jawab meskipun terbatas. Jadi jika di tempat kerja atau kuliah anda sudah ada majelis-majelis seperti itu ikutilah dengan rajin dan hidupkanlah biar semarak, minimal 1 minggu sekali. Jika belum ada, maka anda bisa mulai merintisnya. Jika kesulitan, sekarang kan udah banyak lembaga-lembaga dakwah yang bisa membantu mengadakan pengajian di kantor/instansi. Ayo.. warnai lingkungan kita dengan nilai-nilai Islam dan… “Sesungguhnya jika sesorang mendapat hidayah dengan perantaramu maka itu lebih baik dari dunia seisinya”
Cara lain dengan membentuk halaqah(lingkaran), disitu kita bisa saling belajar dan tentunya harus ada yang membimbing. Cara ini lebih interaktif karena kita bisa lebih leluasa untuk sharing dan diskusi. Selain itu kita bisa mempererat ukhuwah dengan saudara-saudara kita dan bisa diadakan rutin sesuai dengan jadwal yang disepakati bersama. Materi dan bentuk acaranya pun bisa bervariasi, kadang bisa diselingi dengan rihlah(jalan-jalan), riyadhoh(olah raga), makan-makan, dsb.
Banyak lho manfaat yang bisa kita dapatkan dari majelis-majelis seperti itu. Ada 4 nikmat yang Allah berikan kepada orang-orang yang suka menghadiri majelis-majelis Allah. Yang pertama, akan merasakan ketentraman dunia dan akhirat. Yang kedua, Allah akan mengaruniakan rahmat kepada diri kita. Yang ketiga, mendapat respon dari malaikat, yaitu malaikat memohonkan ampun bagi yang hadir di majelis itu dan mencatat pahala mereka. Yang keempat, akan mendapat rekomendasi Allah, yaitu mendapat naungan dari Allah di akhir jaman nanti ketika tidak ada naungan selain naungan dari Allah.
Ada lagi nih, kita bisa menjadi kebanggan Allah di hadapan para malaikatnya, seperti dalam hadist Rasulullah, “….Ketika beliau keluar tiba-tiba beliau dapatkan para sahabat duduk dalam halaqah (lingkaran). Beliau bertanya, “Apakah yang mendorong kalian duduk seperti ini?”. Mereka menjawab, “Kami duduk berdzikir dan memuji Allah atas hidayah yang Allah berikan sehingga kami memeluk Islam.” Maka Rasulullah bertanya, “Demi Allah, kalian tidak duduk melainkan untuk itu?” Mereka menjawab, “Demi Allah, kami tidak duduk kecuali untuk itu.” Maka beliau bersabda, “Sesungguhnya saya bertanya bukan karena ragu-ragu, tetapi Jibril datang kepadaku, memberitahukan bahwa Allah membanggakan kalian di depan para malaikat. (Potongan HR.Muslim, dari Abu Sa’id, dan Mu’awiyah)
Subhanallah, begitu semangatnya para sahabat Rasulullah dalam mengaji. Apakah kita tidak merasa iri kepada mereka yang dibanggakan Allah di hadapan para malaikat. Ternyata ngaji itu asyik lho.. gak percaya ?? Buktikan sendiri !! Ini ada petikan dari bukunya Salim A.Fillah “Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan” (koq gak nyambung ya, baca aja bukunya biar nyambung he..he.. ) tentang gambaran sebuah halaqah.
Di tempat inilah disambung keteladanan sejarah. Di forum seperti yang dicontohkan para sahabat di atas, para ghuraba (orang-orang terasing) masa kini mewujudkan sabada Nabi bahwa mu’min itu cermin bagi mu’min yang lain. Mereka saling bercermin diri, tentang shalat malam dan puasa sunnahnya. Semangatnya tergugah mendengar yang lain menyalip amal-amalnya.
Mereka saling menyebutkan kabar gembira sampai semua merasa bahagia mendengar salah seorang sahabatnya mendapat nilai A. Mereka saling berbagi agar masalah tak terasa sendiri dihadapi. Ada yang bercerita tentang amanah-amanah dakwahnya yang katanya semakin mengasyikkan, atau semakin menantang. Yang berkeluasan rizki membawakan pisang goreng yang tadi pagi dibuat ibunya atau mangga yang dipetik dari halaman rumahnya.
Sesekali mereka ganti setting forumnya, dengan mabid (menginap) agar bisa lebih panjang bercengkerama. Lalu mereka dirikan Qiyamullail bersama. Pernah juga mereka rihlah (berwisata). Mereka bertemu di tempat rekreasi yang sepi, mengingat Ilahi dan mengagumi ciptaanNya. Mereka berdiskusi disaksikan air terjun, punggung bukit bercemara, hutan berlembah yang menawan, atau pasir pantai memutih diterpa gelombang.
Tentu saja yang jauh lebih utama, mereka mengingat Allah dalam sebuah kumpulan, agar Allah mengingat mereka dalam kumpulan yang lebih baik. Mereka baca kitabullah, mereka kupas isinya, mereka dapati bahwa Al Qur’an menyuruh mereka bersaudara dalam cinta dan mentauhidkan Allah Subhanallahu Wa Ta’ala. Tidak ada tekad ketika bubar dan saling bersalaman mendoakan, selain agar yang mereka bahas menjadi amal kenyataan.
“Tidaklah suatu kaum berjumpa di suatu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca kitabullah, dan mempelajari di antara mereka, kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi majelisnya, Malaikat menaungi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka dengan bangga di depan malaikat-malaikat yang ada di sisi-Nya” (HR.Muslim, dari Abu Hurairah)
Di sana kita bisa jumpai wajah saudara yang jenaka, yang pendiam, dan yang tampak lelah karena banyak amanah. Tapi Subhanallah…ini adalah cahaya yang bergetar di antara mereka. Ia bergetar untuk menjadi refleksi jiwa, percepatan perbaikan diri dan perbaikan ummat dalam medium atmosfer cinta. Maka tepatlah jika forum seperti ini disebut sebagai Getar Cahaya di Atmosfer Cinta.
Bahkan ketika suatu waktu anda yang belum pernah mengikuti forum ini tidak sengaja menemui mereka sedang ada di masjid kampus atau masjid kampung, mushola sekolah atau rumah seorang ustadz , lalu anda bergabung dengan niat serta keperluan yang lain atau mungkin kerena iseng saja, Insya Allah anda tidakkan kecewa.
“… Seorang malaikat berkata, “Rabbi di majelis itu ada orang yang bukan dari golongan majelis itu. Allah berfirman, “Mereka adalah ahli majelis yang tiada akan kecewa siapa pun yang duduk mem-bersamainya!” (Potongan hadits Mutaffaq ‘Alaih, dari Abu Hurairah, lihat Riyadhush Shalihin Bab Keutamaan Lingkaran Majelis Dikir)
Maka demi Allah, apa yang anda tunggu? Perkenalkan diri anda pada mereka sejelas-jelasnya. Katakan, anda ingin bergabung dengan pertemuan pekanan mereka. Kalau majelis itu sudah terlalu sesak, lalu efektifitasnya drop, pengasuh majelis itu Insya Allah akan mencarikan majelis lain yang indah untuk anda. Kalau di kampus anda ada kegiatan bernama Mentoring maka bergabunglah. Setelah itu, bisa jadi Allah akan menguji anda, mungkin dengan perasaan bawah majelis ini tidak seperti yang anda harapkan, maka bersabarlah…
Mungkin kadang kita tak merasakan nimatnya majelis kebersamaan ini. Padahal orang lain akan melihat kita berubah dan semakin buruk saat kita berhenti menghadirinya untuk waktu yang cukup lama. Memang, ia hanya sepekan sekali. Tetapi bagaimanapun kita tahu, majelis ini adalah majelis ‘ilmu dan dikir yang tak berhenti sampai bubarnya lingkaran. Ketika mereka menutup pertemuan dan pergi untuk keperluan masing-masing, lingkaran itu hanya melebar. Ia melebar seluas aktivitas mereka.
Itu tadi cuplikannya, seru kan.. Jadi..tunggu apa lagi ?? Kita ngaji yuk…!! Ngaji bukan hanya buat yang muda atau pelajar/mahasiswa saja, tapi kita semuanya butuh kan? Bukankah menuntut ilmu itu sejak dalam kandungan sampai ke liang lahat, jadi tak ada batasan usia juga untuk belajar Islam, selama hayat masih di kandung badan, cie… Mahasiswa pun gak hanya mahasiswa baru saja (biasanya disebut mentoring) tetapi mahasiswa lama pun ngajinya harus tetep jalan. Bahkan ketika dah lulus dan kerja harusnya juga tetep jalan. Mungkin ada yang bilang tidak ada waktu untuk ngaji karena sibuk kuliah atau kerja. Apa benar begitu? Kalo nonton TV atau nonton bola bisa berjam-jam, kenapa ngaji yang hanya 2 jam saja nggak sempat? Dan satu lagi, waktu yang kita pake untuk ngaji bukanlah waktu sisa, tapi memang harus kita luangkan. Jadi bukan hanya jika sempat saja kita ngaji, tapi sempat gak sempat harus kita luangkan, minimal seminggu sekali lah.
Bingung cari kelompok/halaqah? Cobalah dulu ikut kajian2 rutin yang diadakan di masjid-masjid, kampus-kampus atau mungkin juga kantor-kantor. Insya Allah jika anda punya niat ikhlas dan punya komitme, Allah akan memberi kemudahan, bisa jadi anda akan menemukan sebuah halaqah yang menyejukkan atau bisa juga kita merintisnya sendiri.
Wallahu ‘alam bishowab

dikutip dari; embuntarbiyah.com

KISAH POHON APEL

Dahulu, terdapat sebatang pohon apel yangamat besar. Seorang anak lelaki begitu gemar bermain-main di sekitar pohon apel ini setiap hari.Dia memanjat pohon tersebut, memetik serta memakan apel sepuas hatinya, dan adakalanya dia beristirahat lalu terlelap di perdu pohon apel tersebut. Anak lelaki tersebut begitu menyayangi tempat permainannya. Pohon apel itu juga menyukai anak tersebut.

Masa berlalu... anak lelaki itu sudah besar dan menjadi seorang remaja. Dia tidak lagi menghabiskan masanya setiap hari bermain di sekitar pohon apel tersebut. Namun begitu, suatu hari dia datang kepada pohon apel tersebut dengan wajah yang sedih. "Marilah bermain-mainlah di sekitarku," ajak pohon apel itu." Aku bukan lagi kanak-kanak, aku tidak lagi gemar bermain dengan engkau," jawab remaja itu." Aku mau mainan. Aku perlukan uang untuk membelinya," tambah remaja itu dengan nada yang sedih.Lalu pohon apel itu berkata, "

Kalau begitu, petiklah apel-apel yang ada padaku. Juallah untuk mendapatkan uang. Dengan itu, kau dapat membeli permainan yang kauinginkan."
Remaja itu dengan gembiranya memetik semua apel dipohon itu dan pergi dari situ. Dia tidak kembali lagiselepas itu. Pohon apel itu merasa sedih. Masa berlalu...Suatu hari, remaja itu kembali. Dia semakin dewasa.
Pohon apel itu merasa gembira."Marilah bermain-mainlah di sekitarku," ajak pohonapel itu."Aku tiada waktu untuk bermain. Aku terpaksa bekerja untuk mendapatkan uang. Aku ingin membina rumah sebagai tempat perlindungan untuk keluargaku. Bolehkahkau menolongku?" Tanya anak itu."

Maafkan aku. Aku tidak mempunyai rumah. Tetapi kauboleh memotong dahan-dahanku yang besar ini dan kau buatlah rumah daripadanya." Pohon apel itu memberikan dahannya. Lalu, remaja yang semakin dewasa itu memotong semua dahan pohon apel itu dan pergi dengan gembiranya. Pohon apel itu pun turut gembira tetapi kemudian Ia merasa sedih karena remaja itu tidak kembali lagi selepas itu.

Suatu hari yang panas, seorang lelaki datang menemui pohon apel itu. Dia sebenarnya adalah anak lelaki yang pernah bermain-main dengan pohon apel itu. Dia telah matang dan dewasa. "Marilah bermain-mainlah di sekitarku," ajak pohonapel itu." Maafkan aku, tetapi aku bukan lagi anak lelaki yangsuka bermain-main di sekitarmu. Aku sudah dewasa. Akumempunyai cita-cita untuk belayar. Malangnya, akutidak mempunyai perahu. Bolehkah kau menolongku?" tanya lelaki itu."

Aku tidak mempunyai perahu untuk diberikan kepada kau. Tetapi kau boleh memotong batang pohon ini untuk dijadikan perahu. Kau akan dapat belayar dengan gembira," kata pohon apel itu.Lelaki itu merasa amat gembira dan menebang batangpohon apel itu. Dia kemudiannya pergi dari situ dengangembiranya dan tidak kembali lagi selepas itu. Namun begitu, pada suatu hari, seorang lelaki yang semakin dimamah usia, datang menuju pohon apel itu. Dia adalah anak lelaki yang pernah bermain di sekitar pohon apel itu."

Maafkan aku. Aku tidak ada apa-apa lagi untuk diberikan kepada kau. Aku sudah memberikan buahku untuk kau jual, dahanku untuk kau buat rumah, batangku untuk kau buat perahu. Aku hanya ada tunggul dengan akar yang hampir mati..." kata pohon apel itu dengan nada pilu."
Aku tidak mahu apelmu kerana aku sudah tiada bergigi untuk memakannya, aku tidak mahu dahanmu kerana aku sudah tua untuk memotongnya, aku tidak mahu batang pohonmu karena aku berupaya untuk belayar lagi, aku merasa lelah dan ingin istirahat," jawab lelaki tua itu."

Jika begitu, istirahatlah di perduku," kata pohon apel itu.Lalu lelaki tua itu duduk beristirahat di perdu pohonapel itu dan beristirahat. Mereka berdua menangis kegembiraan.
Tersebut. Sebenarnya, pohon apel yang dimaksudkan didalam cerita itu adalah kedua-dua ibu bapa kita. Bila kita masih muda, kita suka bermain dengan mereka.Ketika kita meningkat remaja, kita perlukan bantuan mereka untuk meneruskan hidup. Kita tinggalkan mereka,dan hanya kembali meminta pertolongan apabila kita didalam kesusahan. Namun begitu, mereka tetap menolong kita dan melakukan apa saja asalkan kita bahagia dan gembira dalam hidup.Anda mungkin terfikir bahwa anak lelaki itu bersikapkejam terhadap pohon apel itu, tetapi fikirkanlah, itu hakikatnya bagaimana kebanyakan anak-anak masa kini melayani ibu bapa mereka. Hargailah jasa ibu bapak kepada kita. Jangan hanya kita menghargai mereka semasa menyambut hari ibu setiap tahun.

Selasa, 16 Desember 2008

INFO TAKBIR

PERLENGKAPAN PESERTA TAKBIR 2008

1. Pakaian ganti untuk 3 hari 2 malam
(menutup Aurat, memakai jilbab bagi Wanita, celana panjang bagi Pria)
2. Jaket / sweater
3. Perlengkapan mandi
4. Perlengkapan sholat
5. Al-qur'an dan Al-Matsurat
6. Slayer
7. Obat-obatan pribadi
8. Sendal jepit, Sepatu
9. Senter
10. Lilin + korek api
11. Alat tulis
12. Mie goreng 2 bungkus
13. Telor 2 buah
14. Beras 2 gelas
15. Gula 1/4 kg
16. Susu coklat 2 shachet
17. Roti
18. Gelas Plastik
19. Kacang ijo ¼ kg
20. Kopi 2 shachet
21. Webbing
22. Ponco/jas hujan
23. Air Mineral 600 ml
24. Buku catatan + alat tulis
25. Tiker (perlengkapan kelompok)


NB : - Peserta dan Panitia dilarang membawa MP3, MP4, dan IPOD
- Perlengkapan No. 12 - 20 dikumpulkan di panitia (R.HMGP) mulai hari Rabu
s/d hari Jum'at
- Jamgan lupa infaqnya yang belum..pendaftaran peserta juga masih
dibuka..sampai hari jum'at

Jumat, 12 Desember 2008

Kisah Hudzaifah di medan Ahzab


Kisah Hudzaifah di medan Ahzab:
Cermin ketaatan sejati


Sudah satu bulan lebih pengepungan itu berlangsung, Pasukan Quraisy dan sekutunya yang mencapai puluhan ribu tersebut tetap bertahan di tempatnya, di seberang parit. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Inilah perang Khandak (parit), dimana Rasulullah dikepung oleh tentara gabungan musyrikin Makkah dalam jumlah yang belum pernah mereka hadapi. Berkat usulan Salman Al-Farisi, dibuatlah parit sebagai benteng pertahanan ala Parsi dalam mempertahankan diri ketika keberadaan musuh lebih besar jumlahnya. Strategi itu cukup berhasil. Quraisy tak mampu berbuat apapun kecuali hanya menunggu dan menunggu.

Rasulullah saw dan para shahabat tetap bersabar dalam kepungan mereka. Dalam keadaan lapar, terjepir dan kebuntuan itu, mereka masih punya harapan kepada Allah swt. Sementara itu, Yahudi Banu Quraidhah yang pernah menyatakan perjanjian damainya dengan kaum muslimin telah nyata-nyata mengingkari janji, mereka malah bergabung bersama pasukan kafir Quraisy. Maka semakin lengkaplah kekuatan musuh dan semakin bersarlah bahaya yang mengepung kaum muslimin.

Perang ini disebut juga perang Ahzab(sekutu, istilah modern: Pasukan Multinasional-edit) mengingat besarnya ancaman musuh yang dating menyerbu Madinah.

Dalam keadaan tak menentu itu, datanglah pertolongan Allah swt. Terjadilah peristiwa alam yang langka. Suatu malam, hujan angin dating disertai badai besar hingga membuat panic setiap orang. Cuaca menjadi sangat dingin, ditingkahi kilatan halilintar yang membahana, masih diiringi deru angin putting beliung yang luar biasa kencangnya. Periuk-periuk pasukan kafir Quraisy pun berjatuhan, kemah beterbangan terbawa angin. Dinginnya angin dan hujan membuat setiap orang menggigil luar biasa. Terkaman alam tersebut telah membuat orang-orang gurun tersebut tersiksa, terlebih bagi orang-orang kafir, hati dan pikiran mereka semakin tidak karuan.

Dalam kondisi demikian sulit dan berat tersebut Rasulullah saw. justru ingin mengetahui keadaan pasukan musuh. Kala itu kaum muslimin duduk dengan mendekap kaki-kaki mereka mencari kehangatan. Kedinginan terasa menusuk tulang, apalagi perut yang kosong kelaparan semakin menambah keadaan bagaikan membekukan. Hujan masih saja turun dalam bentuk butiran-butiran salju. Setiap orang merasa terancam oleh suasana mencekam yang sangat luar biasa tersebut.

Para shahabat duduk membatu dalam kegelapan bagaikan onggokan bebatuan mati. Di tengah kebisuan itu Rasulullah saw. bersabda, “Adakah yang bersedia mencari berita musuh dan melaporkannya kepadaku, mudah-mudahan Allah menjadikannya bersamaku di hari Kiamat!”

Jaminan keselamatan dari Rasulullah saw. dan berita gembira itu tidak segera mendapat sambutan dari para shahabat. Padahal biasanya para shahabat senantiasa menyambut dan berebut untuk menunaikan amanah Rasulullah saw. Sungguh mengherankan, semua shahabat diam menahan dingin dan didekap penderitaan yang berat, ditambah rasa takut yang masih menyelimutinya. Maka, Rasulullah saw. pun mengulang-ualang pertanyaan itu sampai tiga kali. Begitu pun tetap tidak ada juuga shahabat yang menyambut tawaran itu. Hingga kemudian Rasulullah saw. berseru, “Qum… ya Hudzaifah!! (Bangkitlah… wahai Hudzaifah!!) Carilah berita dan laporkan kepadaku!!”

Dengan segera, ketika Rasululah saw menyebut namanya, Hudzaifah bangkit. Seringan kapas ia berdiri dan segera menuju pimpinannya. Padahal, ketika duduk tadi badannya lengket dengan bumi, serasa ada beban batu besar di punggungnya. Titah Rasul saw. kemudian , “Berangkatlah mencari berita musuh dan janganlah engkau melakukan tindakan apapun!”

Hudzaifah mengisahkan dirinya tatkala melaksanakan tugas besar itu, “Aku berangkat seperti orang yang sedang dicengkeram kematian, seolah-olah maut telah ada di depan pelupuk mataku. Aku pun tiba di wilayah konsentrasi musuh. Disana aku bisa melihat dengan jelas, Abu Sufyan yang menjadi panglima mereka sedang menghangatkan punggungnya di perapian. Secara reflek aku segera memasang anak panah pada busur dan aku arahkan ke tubuhnya yang hanya berjarak beberapa langkah dari posisiku. Namun, sebelum anak panah lepas dari busurnya, aku seperti mendengar pesan Rasulullah saw. “Janganlah engkau melakukan tindakan apapun!” Maka aku segera mengurungkan niat, aku ingat betul akan tugasku, Tugasku hanya mencari berita tentang keadaa musuh belaka. Padahal, jika aku lepaskan panahku tersebut aku sangat yakin pasti akan mengenai Abu Sufyan. Aku urungkan niat itu, aku berjalan berkeliling di antara mereka. Keadaannua sungguh sangat parah. Periuk-periuk pecah ke bumi diterjang angi. Perapian banyak yang padam. Sementara itu kemah-kemah mereka berserakan diobrak-abrik oleh badai salju.

Tiba-tiba telinga menangkap perintah Abu Sufyan yang berteriak mengingatkan pasukannya. “Wahai Quraisy, hendaklah kalian tetap waspada di tengah kegelapan ini. Yakinkan bahwa orang-orang yang duduk di sisi kanan kirimu benar-benar adalah kawanmu. Maka selidikilah! Aku pun secepat kilat segera memegang tangan orang yang duduk di sekitarku dan segera berseru, “Siapa dirimu?” Mereka pun menjawab, “fulan bin fulan”, Maka selamatlah aku karena mereka tidak berkesempatan menanyakan identitasku.

Abu Sufyan kulihat berdiri dan berkata, “Wahai kaum Quraisy!” katanya berteriak “Kalian tidak akan dapat bertahan lagi dalam keadaan begini terus menerus. Ternak-ternak kita telah mati. Periuk-periuk tempat kita menanak nasi pecah berantakan. Tenda-tenda terbang bersama angin. Semantara itu Bani Quraidhoh telah menciderai kita. Kalian tahu, sekarang angin topan telah menghajar kita dan perbekalan kita. Karena itu, pulang sajalah kita! Aku pun hendak berangkat pulang.”

Selesai memberi perintah demikian, Abu Sufyan lantas memutar kudanya kearah Makkah. Dihentakkannya kekang kudanya. Kuda itu pun segera berlari menuju Makkah.

Begitulah ketaatan Hudzaifah ra. yang luar biasa. Sam’an wa tha’atan dalam kondisi apapun, baik ringan atau berat, susah atau senang.

19 September 2007 oleh Embun Tarbiyah

Kamis, 11 Desember 2008

TEKAD

Tekad

Izzatul Islam

Menatap gejolak yang meluap dan menghanguskan serta meluluhlantakkan dunia islam, ada yang harus dilakukan.

Menyimak kezhaliman dan penindasan yang menimpa dan mencengkram dunia islam, ada yang harus dikerjakan. Bukan semata merenung kemudian meneteskan air mata, bukan semata menjerit atau bertakbir.

Namun tiada yang dilakukan adalah menyiapkan diri menjadi anak panah-anak panah yang siap dilepaskan, atau peluru-peluru yang siap ditembakkan, atau tombak-tombak yang siap dilontarkan atau pedang-pedang yang siap diayunkan.

Menyadari keangkuhan dan kesombongan yang mengangkangi dan menindas dunia islam, ada yang harus disiapkan, keikhlasan diri, kebulatan tekad, kekuatan jasad, dan keteguhan materi.

Menyikapi kehancuran yang melanda dunia islam, ditengah kelesuan, kelemahan dan tidur panjang dunia islam, langkah yang yang dilakukan harus penuh kesungguhan, bukan sekedar bicara panjang lebar tanpa kerja yang nyata atau semata mengungkapkan kebobrokan, namun dengan penuh ragu dan kecendrungan adalah memantapkan diri, bahwa selembar jadwal bukan sekedar rencana kosong, bahwa tiap goresan pena adalah kesungguhan dengan keprihatinan, bahwa kesabaran adalah cambuk untuk menegakkan keadilan.

Merenungi langkah yang bila harus dilakukan untuk masa depan dunia islam, ada yang harus ditegakkan, kemantapan diri, kekuatan azam, kemurnian asas dan kejelasan materi….



Kami sadari jalan ini kan penuh onak dan duri
Aral menghadang dan kedzaliman yang kan kami hadapi
Kami relakan jua serahkan dengan tekad di hati
Jasad ini , darah ini sepenuh ridho Ilahi


Kami adalah panah-panah terbujur
Yang siap dilepaskan dari bujur
Tuju sasaran , siapapun pemanahnya

Kami adalah pedang-pedang terhunus
Yang siap terayun menebas musuh
Tiada peduli siapapun pemegangnya


Kami adalah tombak-tombak berjajar
Yang siap dilontarkan dan menghujam
Menembus dada lantakkan keangkuhan

Kami adalah butir-butir peluru
Yang siap ditembakkan dan melaju
Mengoyak dan menumbang kezaliman


Kami adalah mata pena yang tajam
Yang siap menuliskan kebenaran
Tanpa ragu ungkapkan keadilan

Kami pisau belati yang selalu tajam
Bak kesabaran yang tak pernah akan padam
Tuk arungi da?wah ini , jalan panjang

Asalkan ikhlas dihati menuju jannah Ilahi Rabbi

Mengapa Wanita Mudah Menangis ?

Mengapa Wanita Mudah Menangis ?

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab aku wanita". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."

Kemudian anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis?, Ibu menangis tanpa sebab yang jelas". sang ayah menjawab, "Semua wanita memang sering menangis tanpa alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.

Sampai kemudian si anak itu tumbuh menjadi remaja, ia tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis. Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"

Dalam mimpinya ia merasa seolah Tuhan menjawab, "Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali ia menerima cerca dari anaknya itu. Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa.

Kepada wanita, Kuberikan kesabaran untuk merawat keluarganya walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apapun. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya. Sebab bukannya tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak.

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.

Dan akhirnya Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapan pun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan"


diambil dari blog seseorang..

dikirim oleh tris (lagi-lagi yang ngirim orangnya ini doang, mana yang laen? wekekeke...oiya, tris gapapa ko kirim aja terus...gak dilarang.. :))

Senin, 08 Desember 2008

Penderitaan Orang Pelit

Penderitaan Orang Pelit


Dikisahkan tentang seorang lelaki berusia 60-an tahun yang menjadi buah bibir di kampungnya. Pasalnya, lelaki paruh baya tersebut terkenal sangat pelit, bahkan untuk makan sehari-hari dan kesehatannya sendiri. Sudah menjadi rahasia umum bahwa dia jarang sekali makan lebih dari sepotong roti setiap hari.

Suatu ketika ia marah habis-habisan kepada istrinya, lantaran istrinya itu membeli seekor ikan untuk lauk mereka makan. "Kamu ini perempuan boros. Aku saja tidak pernah membeli ikan, kok kamu berani-beraninya beli ikan," bentak lelaki itu uring-uringan.

Si istri yang sabar dan sangat hapal tabiat suaminya itu berusaha membela diri. "Bukan saya yang beli, tetapi tetangga sebelah yang memberikan ikan ini untuk kita," dalihnya.

Kalau begitu, potong-potong ikan itu menjadi 7 bagian untuk jatah lauk makan kita selama 7 hari. Kalau mau menggoreng beri garam, tapi sedikit saja nanti garamnya cepat habis," sahut lelaki itu memberi solusi sekaligus instruksi.

Beberapa hari kemudian, lelaki itu jatuh sakit, badannya demam dan tak mampu beraktifitas seperti biasa. Si istri kasihan melihat kondisi suaminya. Ia bergegas pergi ke sebuah toko obat untuk membeli obat penurun panas.

Ketika si istri menyodorkan obat tersebut, suaminya justru menutup mulut rapat-rapat karena menilai bahwa membeli obat adalah pemborosan besar. "Jangan khawatir, obat ini adalah obat paling murah. Lagipula, di dalam kotak obat ini ada kupon yang bisa ditukar dengan hadiah," bujuk istrinya sembari memberikan obat. Tetapi suaminya itu tetap mengunci mulutnya.

Tak kurang akal, si istri langsung membisikkan sesuatu di telinga suaminya. "Ehmm, sebenarnya saya tadi bohong. Obat ini sudah kedaluarsa. Jadi toko obat itu memberikannya gratis kepada saya," bisik istrinya. Barulah setelah itu si lelaki pelit tadi bersedia meminum obat. Setelah minum obat diapun tersenyum, kemudian memuji istrinya pintar.

Pesan:
Harta kekayaan dapat berfungsi sebagai sumber kebahagiaan apabila kita mempunyai kemampuan untuk mendapatkannya sekaligus menggunakannya dengan benar dan tepat. Bila kita kesulitan mencari sumber penghasilan jelas akan mengurangi kualitas kehidupan. Begitupun bila kita tak dapat mengelola keuangan dengan baik maka hal itu akan menjadi sumber petaka dalam kehidupan kita.

Hidup sederhana bukan berarti harus mengurangi kualitas kehidupan, melainkan hidup tidak berlebih-lebihan dan sedapat mungkin memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Sedangkan kisah di atas adalah sebuah fenomena tentang seseorang yang tidak dapat menggunakan kekayaannya dengan baik. Sikapnya tergolong terlalu pelit, sehingga merampas kenikmatan hidup yang seharusnya ia dapatkan.

Charles Spurgeon mengatakan, "Yang penting bukanlah berapa banyak yang kita miliki tetapi berapa banyak yang kita nikmati." Sebab kekayaan akan mempunyai arti bila kita dapat menikmatinya. Sehingga kalaupun kita ingin mengumpulkan lebih banyak harta kekayaan seharusnya tidak dengan cara bersikap pelit, karena langkah tersebut hanya akan mengurangi kualitas hidupnya. Langkah yang seharusnya ia tempuh adalah menambah sumber penghasilan.

Selain menambah sumber penghasilan, langkah selanjutnya adalah hidup sederhana. Karena di dalam kesederhanaan ada kemuliaan dan ketentraman hati. Berbeda dengan hidup pelit, dimana di dalamnya hanya ada kesusahan karena kekhawatiran berlebih hartanya akan berkurang.

Oleh sebab itu, hindarilah sikap pelit. Upayakan untuk menambah kualitas kehidupan. Manfaatkan harta kekayaan yang kita miliki dengan baik dan tepat, sehingga menjadi sumber kebahagiaan tersendiri.

Selasa, 02 Desember 2008

TAKBIR sebentar lagi..

PENGUMUMAN...PENGUMUMAN....

Untuk Semua makhluk penghuni Gedung Z..dah tahu blom??

"TAKBIR dah 100% LEGAL"

Yaph..akhirnya perjuangan ini membuahkan hasil..menghadapi para birokrat plin-plan yang selalu menyulitkan (Astaghfirullah..ni blog musholla koq menghujat orang lain si Le,,?abisnya kesel banget ma mereka..)..terlepas dari segala lika-liku yang kami hadapi akhirnya TAKBIR disetujui..setelah melewati masa Lobby yang begitu panjang menghadapi pejabat-pejabat gedung Q yang amat sulit ditemui..UuGghh..Lega.. berjuta alasan yang "mengada-ada" itu akhirnya runtuh juga(ya namanya juga ngada-ngada).

eh..ternyata mentok lagi..di jurusan sendiri..sekali lagi kita harus berjuang (salut buat FREGANE REMATHA, yang terus berjuang meskipun ditinggalin liburan ke puncak sama orang ganteng tak bertanggung jawab..he3x..maaf ya..tugas negara nih). Dilempar kesana kemari oleh birokrasi jurusan (maunya apa sih?)...(pokoknya seru deh kalo ngikutin ceritanya dari awal,,atau..kalo penasaran tanya aja ma tokohnya langsung)

So..sekarang dah ga ada lagi orang yang boleh nyebut TAKBIR acara ilegal (siapapun dia!!!), kalaupun masih ada..sungguh teganya..teganya..teganya.....10.0000x
dan yang pasti siapapun dia..dia adalah seorang PROVOKATOR..(hati-hati ya..jangan ikut-ikutan nyebut..cuma SULE yang boleh nyebut begitu).

Untuk teman-teman 2008 yang sering nongol di Blog ini..kami minta tolong untuk menyebarluaskan berita ini dengan cara apapun selama ikhlas dan Halal..TAKBIR insya ALLAH dilaksanakan..

Hari/tanggal : Jum'at - ahad/ 19 - 21 Desember 2008
Tempat : Villa kembar, desa Ciburial, Cisarua-Bogor

Sekalian dijelasin deh..Acaranya :

Materi keislaman yang Up to Date and ga ngebosenin yang bakal diisi sama orang-orang terbaik yang pernah hidup di TGP..

Mentoring bareng sama teman yang belum dikenal sebelumnya(inilah arti TGP yang kompak sesungguhnya..kompak yang berlandaskan ukhuwah islamiyyah)..

Games & OutBond seruuuuuu...(yang bakal bikin kita having fun dan ngebuktiin kalo anak TGP ga pernah kehabisan ide kreatif..)...dan Satu lagi..

TEMANI atau ketemu Alumni..berbagi cerita seru dengan mereka yang pernah menorehkan sejarah emas di TGP bahkan sampai mengguncang poltek..berbagi cerita tentang idealisme TGP sesungguhnya dan tentunya kiat sukses mereka dan prospek kerja lulusan TGP.

Poko'e bakal nyesel deh kalo ga ikutan..

Berikan kontribusi terbaik kalian..Bangga menjadi TGP'ers ialah bangga ketika dapat memberi yang terbaik untuk TGP..(jangan lupa Infaqnya Rp.30.000 aja, kalo mau lebih juga gapapa deh)


Info & pendaftaran hubungi:
08568308883(echo)
92691385 (AA SULE)

NILAI PERSAHABATAN

Suatu hari, Nabiyullah Isa AS melakukan perjalanan dengan seorang temannya. Mereka hanya berbekal tiga potong roti. Ketika sampai di suatu tempat, mereka berdua beristirahat.

"Bawa roti itu kemari," kata Nabi Isa AS kepada temannya.
Lelaki itu memberikan dua potong roti.
"Mana yang sepotong lagi?" tanya nabi Isa.
"Aku tidak tahu."

Setelah masing-masing makan sepotong roti, keduanya kembali melanjutkan perjalanan hingga sampai ke tepi laut. Nabiyullah Isa menggelar sajadahnya di atas laut, mereka berdua lalu berlayar ke seberang.

"Demi Allah yang telah memperlihatkan mukjizat ini kepadamu, siapakah yang telah makan sepotong roti itu?" tanya Nabi Isa kepada temannya."Aku tidak tahu."

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan. Di tengah jalan mereka melihat seekor kijang. Setelah dipanggil, kijang itu pun datang menghampiri beliau. Beliau lalu menyembelih, memanggang dan memakannya. Sehabis makan, Nabi Isa berkata kepada tulang-tulang kijang, "Berkumpullah kamu." Tulang-tulang itu pun berkumpul. Beliau lalu berkata, "Dengan izin Allah, jadilah kalian seperti semula." Tulang-tulang itu segera bangkit dan berubah menjadi kijang."Demi Allah yang telah memperlihatkan mukjizat ini kepadamu, siapakah yang telah makan sepotong roti itu?" tanya Nabi Isa AS."Aku tidak tahu," jawab temannya.

Nabiyullah Isa bersama temannya kembali melanjutkan perjalanan hingga sampai pada sebuah tempat. Mereka duduk beristirahat. Nabiyullah Isa memungut tiga bongkahan batu.
"Dengan izin Allah, jadilah emas," kata Nabi Isa AS.
Batu itu pun segera berubah menjadi emas.

"Ini untukku, yang ini untukmu dan yang satu lagi untuk orang yang telah makan sepotong roti itu," kata Nabiyullah Isa:

"Akulah yang telah makan roti itu," kata temannya.

"Ambillah semua emas ini, aku tak mau berteman dengan pendusta," kata beliau sambil meninggalkan temannya.

Lelaki tadi lalu duduk di dekat emasnya. Ia tidak mampu membawa ketiga-tiganya, tetapi juga tidak rela meninggalkan sebagian darinya. Ketika ia sedang memikirkan cara membawa ketiga bongkahan emas itu, datanglah dua orang lelaki. Melihat keindahan emas itu, timbul keinginan di hati kedua orang itu untuk memilikinya.

"Kalian tidak pantas mengambil milikku dan kalian sama sekali tidak akan mendapatkan bagian," kata pemilik emas.

Melihat mereka berdua hendak membunuhnya, ia segera berkata, "Emas ini kita bagi saja, satu untukku dan sisanya untuk kalian berdua."Mereka pun rela dengan pembagian itu.

"Ambillah secuil dari bongkahan emas ini, pergilah beli makanan," kata pendatang kepada pemilik emas.

Setelah mengambil secuil emas, ia lalu pergi membeli makanan untuk mereka bertiga.

"Untuk apa aku membagi emas itu dengan mereka berdua, emas itu kan milikku," pikir si pemilik emas. Timbullah niat untuk meracuni makanan.

"Jika mereka berdua mati, emas itu akan jatuh ke tanganku lagi," pikir si pemilik emas.
Ia lalu membeli racun yang paling ganas, siapa pun yang memakannya pasti akan mati seketika. Racun itu lalu ia taburkan di atas makanan mereka.

Kedua pendatang tadi juga mempunyai rencana, "Mengapa kita harus memberi dia. Jika telah kembali, kita bunuh saja dia. Emas itu semua akan menjadi menjadi milik kita berdua."

Mereka berdua kemudian membunuh si pemilik emas. Dan dengan perasaan senang karena mendapat emas lebih banyak, kedua lelaki itu kemudian menyantap dengan lahap makanan yang baru saja dibeli.
Beberapa tahun kemudian Nabi Isa bersama kaumnya melewati tempat itu. Mereka melihat tiga bongkahan emas dan tiga kerangka manusia.

"Lihatlah bagaimana dunia memperlakukan mereka," kata Nabi Isa AS kepada kaumnya.

Beliau kemudian berdiri di depan emas dan berkata, "Jadilah seperti asalmu." Emas itu pun kembali menjadi batu.

SAYA INI SEDANG FUTUR

SAYA INI SEDANG FUTUR

Saya ini sedang futur

Terbukti dengan ogah-ogahan dateng ke pengajian tiap pekan, dengan alasan klasik: kuliahlah, lelah lah, sibuk lah, inilah, itulah…

Saya sedang futur

Saya ini sedang futur

Lihat penampilan saya yang banyak berubah

Tidak lagi pandai menjaga pandangan

Seringnya cari sasaran

Saya ini sedang futur

Mulai males salat malam

Jarang bertafakur ba’da subuh, kanan kiri salam lantas kembali mendengkur, apalagi waktu libur, bisa sampai menjelang dzuhur

Saya ini sedang futur

Walau takut akan azab

Tak pernah sekali pun terisak

Malah sering terbahak

Saya ini sedang futur

Malas berdoa

Inginnya pasrah tanpa usaha

Saya ini sedang futur

Lihat perut saya buncit karna junkfood dan pangsit

Kalo infaq sedikit dan mulai pelit

Apalagi shaum sunnah, perut terasa begah

Saya ini sedang futur

Tak lagi pandai bersyukur

Saya ini lagi bingung

Senang disanjung, dikritik murung

Saya ini sedang futur

Malas ngurusin dakwah

Rajinnya bikin orang tua marah

Sedikit sekali muhasabah, seringkali mengghibah

Ya….memang saya sedang futur

Mengapa saya futur ?

Mengapa tak ada seorang pun yang menegur dan menghibur ?

Kenapa batas-batas mulai kendur ?

Kepura-puraan, basa basi dan kekakuan makin subur

Kenapa ukhuwah diantara kita sudah tidak jujur ?

Kenapa diantara kita hanya pandai bertutur ?

Ya Allah ….berilah hamba-Mu ini pelipur agar saya tidak semakin futur apalagi tersungkur


Dikirim oleh : Tris Destiana, tau deh yg ngirim ini lagi futur apa nggak, hehe :)

Kamis, 27 November 2008

TAKBIR harapan itu masih ada!

Sebuah Sunatullah, apabila sebuah kebaikan akan melalui berbagai rintangan, perjalanan Dakwah kita ibarat mendaki pegunungan.

Ya terkadang jalan menanjak dan batuan terjal yang kita hadapi, Jangan berpikir untuk kembali mundur!! tetaplah melangkah atau beristirahatlah sejenak..INGAT hanya sejenak!! atau kau akan tertinggal rekan penempuh perjalanan lainnya..siapkan tenaga terbaikmu untuk melaluinya..bahu membahulah. Sesungguhnya jalan terjal inilah yang akan menguatkan otot-otot kaki kita untuk tetap melangkah..

Terkadang hamparan bukit teh yang hijau dan menyejukkan pun kita lalui. Masa-masa indah yang terkadang justru melalaikan kita, menggoda untuk berhenti dan berlama-lama dalam kemalasan. Lupakan itu semua!! Ingatlah kita belum sampai ditujuan..kembalilah melangkah saudaraku!!!

Ada pula jalan menurun yang begitu mudah dilalui, terkadang kita tergesa-gesa dan ingin segera berlari melewati kemudahan ini. HATI - HATIlah saudaraku..engkau bisa terpeleset bahkan terperosok kedalam jurang!! tetaplah melangkah dengan hati-hati dan perhatikan sekellingmu..boleh jadi ini adalah cobaan dalam perjalanan kita!


Menapaki jalan..panjang berduri
Menyusuri bukit, lembah, dan hutan..
Berjalan diantara tebing curam
Semua dilalui demi PERJUANGAN!!!

Letih tubuh didalam perjalanan
saat hujan badai..merasuki badan
Namun jiwa..harus tetap BERTAHAN
Karena perjalanan masih panjang!!!

Kami adalah tentara ALLAH..
Siap melaju ke medan juang
walau tertatih..kaki ini berjalan
Jiwa perindu syahid tak akan tergoyahkan!!!

Wahai mujahid tentara ALLAH
Jangan menangis..walau jasadmu terluka
sebelum engkau..bergelar SYUHADA
tetaplah BERTAHAN dan BERSIAPSIAGALAH!!!

MERAJUT UKHUWAH UNTUK KEMENANGAN DA'WAH

Saudaraku...



Dalam suatu riwayat Rasul pernah bertanya kepada para shahabatnya :



" Maukah kalian aku tunjukan akhlaq yang paling mulia di dunia dan akhirat ? Memberi maaf orang yang menzalimi kita, memberi orang yang menghaangi kita, dan menyambung silaturrahim orang yang memutuskan kita. (HR. Baihaqi)



"Man Ahabba ayyyubsatho lahuu fii rizqihii wayunsa alahu fii atsarihii falyashil rohimah"



"Maukah kalian aku tunjukan amal yang lebih besar pahalanya dari pada shalat dan shaum? Sahabat menjawab, Tentu saja. Rasulullah SAW pun kemudian menjelaskan "Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaran yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok organisasi Islam dimasyarakat dan mengukuhkan ukhuwah diantara mereka, semua itu adalah amal yang besar pahalanya".



(kembali kehadits tadi).



Saudaraku dari hadits diatas tadi dapat kita renungkan bahwa betapa besar nilai sebuah jalinan persaudaraan, karena itu memperkokoh pilar-pilar ukhuwah islamiyah merupakan salah satu tugas penting bagi kita.



Lalu bagaimanakah agar ruh ukhuwah tetap kokoh? Rahasianya ternyata terletak pada sejauhmana kita mampu bersungguh-sungguh menata kesadaran untuk memiliki kalbu yang bening, bersih dan selamat. Karena kalbu yang kotor dipenuhi sifat iri, dengki, hasud, dan buruk sangka, hampir dapat dipastikan akan membuat sipemiliknya melakukan perbuatan-perbuatan tercela yang justru dapat merusak ukhuwah, Mengapa ? sebab bila diantara sesama muslim saja sudah saling berburuk sangka, saling iri, dan saling mendengki, bagaimana mungkin akan tumbuh nilai-nilai persaudaraan yang indah ?



Sekali lagi saudaraku adakah rasa persaudaraan dapat kita rasakan dari orang yang tidak memiliki kemuliaan akhlaq ? tentu saja tidak ! kemulian akhlak tidak pernah berpadu dengan hati yang penuh iri, dengki, ujub, riya, dan takabbur. Di dalam kalbu yang kusam dan busuk inilah justru tersimpan benih-benih tafarruq (perpecahan) yang mengejewantahkan dalam aneka bentuk permusuhan dan kebencian terhadap sesam muslim.



Dengan demikian bila ada dua suku berseteru, setidaknya satu diantara mereka adalah manusia bermental rendah dan hina karena (mungkin) merasa sukunya lebih tinggi derajat kemuliannnya, bila dua keluarga tak bertegur sapa, sekurang-kurangnya salah satunya telah terselimuti hawa nafsunya, sehingga menganggap permusuhan adalah satu-satunya langkah yang bisa menyelesaikan masalah.



Selanjutnya tanyakanlah pada diri masing-masing. Adakah kita saat ini tengah merasa tidak enak hati terhadap adik, kakak, atau bahkan ayah dan ibu sendiri? Adakah kita saat ini masih menyimpan kesal kepada teman-teman kita karena masalah kecil? Adakah kita saat ini masih menyimpan rasa ghill terhadap saudara seiman seislam kita karena lantara mungkin nasibnya lebih baik dari kita?



Bila demikian halnya, bagaimana bisa terketuk hati ini ketika mendengar ada seorang muslim yang teraniaya, ada sekelompok masyarakat muslim yang diperangi,? Bagaimana mungkin kita mampu bangkit serentak manakala hak-hak muslim dirampas oleh kaum yang zalim? Bagaimana mungkin kita akan mampu menata kembali kejayaan ummat Islam?



Nah, dari sinilah seyogyanya memulai langkah untuk merenungkan dan mengkaji ulang sejauh mana kita telah memahami makna ukhuwah Islamiyah. Karena, justru dari sini pula Rasulullah mengawali amanah kerasulannya. Betapa rasul menyadari bahwa menyempurnakan akhlak pada hakikatnya adalah mengubah karakter dasar manusia. Karakter akan berubah seiring munculnya kesadaran setiap orang akan jati dirinya. Oleh karena itu, menumbuhkan kesadaran adalah Jihad karena kesadaran merupakan sebutir mutiara yang hilang tersapu berlapis-lapis hawa nafsu.



Manakala kesadaran telah tersemai, jangan heran kalau Sayyidina Umar bin khotob yang pemberang adalah manusia paling pemaaf kepada musuhnya yang telah menyerah di medan perang. Seorang sahabat menempelkan pipinya ditanah dan minta diinjak kepalanya oleh sahabat bekas budak hitam yang telah dihinanya. Para sahabat yang berhijrah bersama rasul ke madinah, dipertautkan dalam hati persaudaraan yang indah dengan kaum anshar, sementara kaum muslimin madinah ini rela berbagi tanah dan tempat tinggal dengan saudara-saudaranya seiman dan se aqidah tsb.



Saudaraku, kekuatan ukhuwah memang hanya dapat dibangkitkan dengan kemulian akhlak. Oleh karena itu tampaknya kita amat merindukan pribadi-pribadi yang menorehkan keluhuran akhlak. Pribadi pribadi yang aneka macam buah pikirannya, sesederhana apapun, adalah buah pikiran yang sekuat-kuatnya dicurahkan untuk meringankan atau bahkan memecahkan masalah-masalah yang menggelayut pada dirinya sendiri maupun orang-orang di sekililingnya sehingga berdialog dengannya selalu membuahkan kelapangan.





Tatapan matanya adalah tatapan bijak bestari sehingga siapa pun niscaya akan merasakan kesejukan dan ketentraman. Wajahnya adalah cahaya cemerlang yang sedap dipandang lagi mengesankan karena menyemburatkan kejujuran itikad. Sementara itu senyum yang tak pernah lekang menghias bibirnya adalah sedekah yang jauh lebih mahal daripada intan mutiara. Tak akan pernah terucap dari lisannya, kecuali untaian kata-kata yang penuh hikmah, menyejukkan, membangkitkan keinsyafan, dan meringankan beban derita siapapun yang mendengarkannya.



Jabat tangannya yang hangat adalah jabat tangan yang mempertautkan seerat-eratnya dua hati dan dua jiwa yang tiada terlepas, kecuali diawali dan diakhiri dengan ucapan salam. Kedua tangannya teramat mudah terulur bagi siapapun yang membutuhkannya. Sementara itu bimbingan kedua tangannya, tidak bisa tidak, selalu akan bermuara di majelis majelis yang diberkahi Allah Azza Wa Jalla.



Dengan demikian ummat islam harus memamfaatkan momentum yang tepat saati ini agar menuju ukhuwah islamiyah dan jauh dari perpecahan ummat. Dan memiliki kalbu yang bersih bening dan selamat. Dan agar kita mampu menjaganya da merawat sebaik-baiknya. Agar iman islam bisa dimanifestasikan menjadi Rahmatan Lil `Alamiin.


syukron kepada akh lutfi atas tausiyahnya, semoga bermanfaat juga untuk para DA'I di TGP...???

Sabtu, 22 November 2008

TIDAKKAH KITA MENANGIS UNTUK AL-AQSHA?

TIDAKKAH KITA MENANGIS UNTUK AL-AQSHA?

Masjid Al-Aqsha Kiblat pertama dan masjid kedua yang dibangun di atas muka bumi ini. Ia juga merupakan wilayah Haram ketika setelah Makkah dan Madinah. Kaum muslimin dianjurkan untuk mengunjungi Masjid Al-Aqsh dengan niat ibadah. Masjid Al-Aqsha adalah satu masjid dari empat masjid yang tidak dapat dimasuki Dajjal laknatullah di akhir zaman nanti. Oleh karena itu, maka hati setiap mukmin selalu condong kepadanya. Seperti terungkap dalam lembaran sejarah panjang kota Al-Quds. bahkan Shahabat Ali radiayallahu anhu mengatakan, “Alangkah aku inginya membangun satu balik lantai dari lantainya Baitul Maqdis”.

Masjid Al-Aqsha terus menjadi tempat suci bagi kaum muslimin, hingga pada zaman penjajahan Inggris sekalipun, ketika sekelompok Zionis berupaya mengklaim kepemilikan tembok al-Buraq. Salah satu dinding di bagian Barat Masjid AL-Aqsha. Maka lembaga Al-Buraq Internasional melancarkan serangannya, hingga terjadi revolusi Buraq pada tahun 1929 M. Namun lembaga-lembaga Eropa menegaskan bahwa Tembol Al-Buraq ini adalah milik kaum muslimin.

Pada perang 1948 Gerakan Zionis internasional belum bisa menjajah Masjid Al-Aqsha, walau mereka telah menduduki bagian Barat kota Al-Quds. Sementara Al-Aqsha terletak di bagian utara Al-Aqsha dan menjadi bagian dari otoritas Yordania dari tahun 1948 hingga tahun 1967 ketika Yordania bertekuk lutut kalah perang melawan Israel.

Maka saat itu, semua kaum yahudi bersuka ria. Mereka mengadakan pesta kemenangannya dengan meminum khamar di pelataran Masjid Al-Aqsha sebagai perayaan kemenangannya atas bangsa Arab serta jatuhnya al-Aqsha ke tangan mereka.

Pada tanggal 11 Juni 1967 atau empat hari setelah kemenangan atas Yordania, Israel mulai menghancurkan kompleks al-Mugahrabah yang terdiri dari 135 rumah bangsa Arab. Lalu pada tanggal 27 nya, pemerintahan Knesset mengeluarkan keputusan bahwa al-Quds teramsuk al-Aqsha berada dalam otoritas dan pemerintahannya dan menjadi bagian dari wilayah Israel. Besoknya mereka juga memproklamirkan kekuasaanya atas Al-Aqsha dan berikutnya mengambil alih Dewan Keamanan AL-Quds.

Yang lebih berbahaya dari tindakan mereka ini, adalah dimulainya penggalian di bawah Masjid Al-Aqsha untuk mengungkap Tembok Ratapan yang mereka klaim dan mengembalikan bangunan ini seperti semula, ungkapnya. Mereka bertujuan menghancurkan bangunan Al-Aqsha dengan alasan membangun tempat bersejarah peribadahan bangsa Yahudi.

Pada tanggal 12 Agustus 1967 para Rabi Yahudi Amerika, Inggris dan Prancis berkumpul di Al-Quds. Pada pertemuan itu menteri Agama Islam memproklamirkan kemerdekaan Al-Quds dan menempatkan semua tempat bersejarah Islam di sana termasuk tempat bersejarah Kristen serta bagian bersejarah Yahudi berada dalam otoritas pemerintah Israel. Kemudian bangsa yahudi mengklaim bahw al-Haram al-Quds adalah tempat paling mulia bagi bangsa Yahudi, walau masih menjadi tempat suci bagi agama lain.

Pada fase ini Israel belum berfikiran untuk membangun Haikal Sulaiman (Sinagog). Harusnya fikiran mereka dikembalikan pada masa itu. Akan tetapi ide semacam itu tidak akan menghalangi mereka untuk membangun tempat lain di sekitar al-Aqsha.

Termasuk dalam rangkaian penghancuran Israel terhadap Al-Aqsha dan penguasaan mereka terhadap tempat dimana akan didirikan Sinagog Yahudi, apa yang dilakukan seorang Zionis Austaralia, Denis Malik William Mochan (28 tahun) yang menyerukan yahudi radikal untuk membakar Masjid Al-aqsha pada tanggal 21 Agustus 1969.

Kerja sama antara Mochan dan Pemerintah Israel berhasil memutus aliran air ke Masjid Al-Aqsha sesaat menjelang kebakaran masjid terjadi. Mereka juga berupaya menghalangi warga Arab dan mobil kebakaran yang mau memadamkan api di masjid tersebut. api hampir saja melalap kubbah masjid, kalau warga Palestina tidak berbondong-bondong bahu-membahu memadamkan api tersebut. Namun demikian kaum muslimin tidak dapat menyelamatkan mimbar masjid dan melahap bagian selatannya serta menghanguskan tiga atap dan bagian terbesar dari sudut Al-Aqsha.

Sementara itu, pihak Israel mengklaim, kebakaran terjadi akibat konslet instalasi listrik. Namun menurut tim teknik Arab menjelaskan bahwa kebakaran terjadi akibat disengaja oleh orang-orang yang menginginkannya. Pernyataan ini memaksa pemerintah Israel untuk mengumumkan bahwa penyebab kebakaran akibat ulah Mochan, seorang Australia yang datang empat bulan sebelum kebakaran terjadi.

Pernyataan ini ditampik pihak Arab yang menyebutkan, Mochan dalam aksi itu, sebab Mochan dikenal sebagai seorang Zionis Kristen. Dan menurut Golda Meir, saat kebakaran terjadi kondisi Mochan dalam situasi terburuk. Ia baru bisa bernapas lega sehari setelah kebakaran itu. Ia takut aksinya itu diketahui bangsa Arab. Tentunya mereka akan menuntut balas pada Mochan. Ia tampak gembira sekali, ketika pengadilan Israel memutuskan sangsi bagi Mochan yang ternyata ringan sekali.

Inilah tragedi bagi Al-Aqsha pada tahun 1969. Entah apa yang akan terjadi pada tahun 2008 ini? Pernahkan kita mendengar salah seorang pemimpin ummat mengingat peristiwa ini dan mengecamnya? Masih adakah peringatan khusus bagi peristiwa yang memilukan ini dari bangsa muslimin ? sayang…

Kita mengklaim mencintai Masjid Al-Aqsha, tapi yang perlu diingat oleh kita, hari ini, Masjid Al-Aqsha tidak lagi ditangisi. (asy)

Oleh : Dr. Zakaria Al-Sinwar (Harian Palestina)
dikirim oleh saudari Tris

Jumat, 21 November 2008

TAKBIR 2008 diPENDING bukan diCANCEL

Assalamu'alaikum Wr. Wb


Dengan sangat berat hati..akhirnya kami selaku panitia TAKBIR (Tafakur Alam Kebersamaan Islam Menuai rahmat) hari ini Jum'at 21 November 2008 pukul 15.17 memutuskan TAKBIR diundur hingga tanggal 19 - 21 Desember 2008. Pengunduran tanggal ini dikarenakan berbagai hal..yang diantaranya faktor yang paling menentukan ialah, hingga kini baru ada sekitar 45 peserta yang mendaftar..dan hanya 8 orang yang sudah membayar (yang lunas baru 8 orang). kemanakah para TGP'ers muslim 2008 yang berjumlah lebih dari 200 orang????

Sungguh menyedihkan..sekali lagi menyedihkan, bahkan ada salah satu kelas yang hanya SATU orang saja yang mendaftar menjadi peserta. Seorang mahasiswi dengan asyiknya berkata "kenapa ci ada TAKBIR, gw kan mo WEEkend,,sabtu depan ada JGTZ(eventnya FEUI), abis TAKBIR ada STAY ALIVE, trus gw weekendnya kapan?"
Sungguh memalukan..saudaraku bangga menjadi TGP'ers artinya Bangga ketika dapat memberi kontribusi terbaik untuk Jurusan ini!!! bukan hanya memakai emblem, kaos atau jaket TGP, lalu menyombongkan diri dihadapan orang lain.

seandainya kami (Panitia angkatan 2007) boleh berkata "KECEWA" maka kami akan berkata demikian. TAKBIR bukan sembarang acara, disinilah rekan-rekan mahasiswa baru akan merasakan nuansa yang berbeda disinilah para TGP'ers 08 akan menemukan jawaban tentang siapakah yang layak disebut TGP'ers SEBENARNYA..sebuah moment yang akan meluruskan semua persepsi tentang TGP yang mungkin masih separuh saja dipahami oleh angkatan 2008 ketika SOSJUR..Eiiitttt..TAKBIR berbeda dengan SOSJUR!!! disini dah ga ada lagi yang namanya Senioritas, semua akan disampaikan secara mendalam dan komprehensif..peserta akan mendapatkan pengetahuan tentang indahnya kata TGP yang KOMPAK yang notabenenya berdasarkan pada ukhuwah islamiyah, serta bertemu dengan orang-orang luar biasa yang pernah menorehkan sejarah di kampus TGP bahkan di PNJ.

Sungguh menyedihkan dan menyayat hati..ketika ada Oknum yang tega-teganya menyatakan TAKBIR adalah acara ILEGAl dan memprovokasi untuk tidak ikut TAKBIR. Sungguh ini perbuatan pengecut dan tidak beralasan. TAKBIR adalah acara yang POSITIF, apa yang perlu dikhawatirkan. Sebelumnya TAKBIR sudah disetujui oleh pihak jurusan (Proposal sudah ditandatangani KAJUR juga surat izin untuk Orang TUA)..jika tiba-tiba TAKBIR dikatakan sebagai acara ILEGAL..dimana komitmen pihak jurusan yang sebelumnya telah merestui acara ini. TAKBIR bukan pertama kalinya diselenggarakan..sudah 18tahun tafakur alam ini diadakan, dan tidak pernah ada masalah berarti selama ini.

TAKBIR hanya diPENDING bukan diCANCEL!!!

Kamis, 13 November 2008

Runtuhnya Semangat Berjuang

Kondisi iman kita bisa naik bisa turun, itu sudah sunnatullah. Pada saat iman kita sedang turun kita upayakan untuk tetap menjaga amal ibadah kita dan kedekatan kita kepada Allah serta tetap berada di lingkungan orang-orang yang sholih agar kita tidak semakin terpuruk dalam kefuturan, runtuhnya semangat berjuang dan akhirnya berguguran di jalan dakwah. Dari hari ke hari mungkin kita semakin banyak mendengar saudara kita yang berguguran seperti itu. Ada yang dulunya aktif banget di medan dakwah tiba-tiba menyatakan undur diri dengan beberapa alasan dan alasan terkuatnya karena kecewa. Ada pula yang dah lama tidak ngaji karena alasan sibuk atau ada juga yang karena merasa kecewa. Ada pula yang setelah lulus sikap dan pemikirannya berubah drastis. Jangankan dakwah, ngaji cuma sebulan sekali atau kalo lagi luang aja. Tapi sadarkah kita jika bisa jadi kita ikut andil dalam kefuturan saudara-saudara kita itu?

Bisa jadi mereka undur diri dari jalan ini karena kecewa terhadap kita yang tidak memenuhi haknya sebagai saudara, hanya sibuk dengan amanah kita masing2. Atau kecewa kepada kita yang ‘menjauhinya’ ketika dia khilaf padahal dia tidak setegar Ka’ab bin Malik. Bukannya kita segera menolongnya ketika sedang lemah imannya justru samakin mendorong ke jurang kefuturan. Bisa jadi suatu saat mereka merindukan ingin kembali mengungsung panji-panji Islam ini tetapi apadaya dia merasa terasing karena sikap acuh tak acuh kita setelah dia pergi. Artikel berikut ini semoga bisa menyadarkan tentang sebab-sebab runtuhnya semangat berjuang dan mengantisipasinya sejak dini.
Kita harus menyadari bahwa apa yang kita lakukan dengan dakwah ini bukanlah sekedar mengisi kehidupan hari ini. Kita harus memandang bahwa setiap diri kita adalah tinta-tinta sejarah yang akan mempengaruhi kehidupan esok hari. Karenanya jika jiwa yang ada dalam raga yang lemah ini adalah juga jiwa yang lemah, maka buruklah sejarah umat esok hari. Akan tetapi jika raga ini dihuni jiwa pejuang, maka setiap masa yang datangng hanyalah saat menunggu tegaknya keadilan

Militansi seorang da’i adalah karakter pertumbuhannya yang tidak bisa mengandalkan kekuatan diri sendiri. Ia adalah karakter yang hadir dari kolaborasi proses berbagai komponen. Kondisi lingkungan, baik sarana dakwah maupun interaksi yang terjalin di dalamnya merupakan salah satu komponen penting bagi pertumbuhan karakter tersebut. Artinya kekuatan seseorang untuk bertahan dengan segudang amanah dan beban dakwahnya sedikit banyak juga dipengaruhi oleh lingkungan dakwah. Maka evaluasi kontinyu suasana kondusif tumbuh suburnya karakter militant di lingkungan dakwah harus menjadi perhatian utama.

Komponen lingkungan tersebut seringkali kurang di perhatikan. Dalam perjalanan dakwah terkadang kita tidak adil dalam memberikan penilaian terhadap kondisi keimanan ikhwah di sekitar kita. Kita begitu mudah ‘cuci tangan’ dengan menyalahkan kualitas pembinaan sebagai gugurnya sang pejuang. Padahal bisa jadi diri kita sebagai bagian dari komponen lingkungan termasuk penyebab utama permasalahan tersebut.

Di lapangan dakwah ada beberapa fakta yang menegaskan tentang peran lingkungan dalam melemahkan karakter militant sang pejuang. Dalam prosesnya tanpa disadari, kita menyumbang andil yang tidak sedikit menyuburkan ‘kesalahan’. Bebrapa diantaranya yang perlu kita waspadai adalah:

Taushiah yang Menghukum Bukan Menyadarkan

“Sudah sepekan ini Rifki terjebak dalam kelemahan. Hal tersebut mempengaruhi pola interaksinya. Ia jadi lebih mencair. Puncaknya adalah ketika sabtu sore menjelang magrib, ia berjalan berduaan dengan Marni. Tanpa disadari olehnya kejadian tersebut disaksikan beberapa ikhwan. Pada pekan selanjutnya kejadian serupa sempat terjadi beberapa kali. Rifkipun menarik diri dari aktifitas Mushollah. Sejak saat itu, nama Rifki menghilang dari peredaran”

Tanpa kita sadari pula pendekatan terhadap masalah ternyata menjadi penyebab utama ‘gugurnya’ karakter militant seorang aktifis dakwah. Tiba-tiba saja semua ikhwah merasa wajib ‘menjauhi’ Riffki. Padahal tidak seorang pun berusaha secara jelas mengklarifikasi latar permasalahan yang dialaminya. Sangsi sosial yang kita berikan terlalu berat. Lingkungan dakwah yang seharusnya saling menguatkan dan membahagiakan, menjadi lingkungan yang tidak nyaman buat Rifki. Sementara kebijakan yang dilakukan secara jama’I tidak begitu jelas juga. Setelah sanksi social berlaku, kita cenderung berharap agar waktu menyelesaikan semuanya. Salahkah Rifki jika ia justru semakin menjadi dan jauh. Walaupun sesungguhnya ia pun merasa berat dengan keterlanjuran tersebut.

Pengkondisian yang Salah


“Rifki sama sekali tidak paham, mengapa ia tiba-tiba ia ditarik dari amanah yang diembannya. Dia measa seperti diisolasi dari amanah dakwah. Dia menduga kuat penyebabnya adalah kejadian pecan lalu. Saat ia mencoba meminta penjelasan ia hanya dijawab, “Kuatkan dulu diri antum!”

Perlakuan yang diterima Rifki menyebabkannya justru menjadi semakin jauh dari proses perbaikan Harapannya untuk segera keluar dari permasalahan menjadi sirna. Ia dihadapkan pada dua lingkungan. Lingkungan lamanya dengan para aktivis dakwah yang kini dirasakan sangat ‘menyesakkan’ serta tidak memberikan peluang untuknya. Dan lingkungan baru yang dengan lapang siap menerimanya apa adanya.
Dalam kondisi seperti itu, kebutuhan utama Rifki adalah penguatan. Salah satu cara menguatkannya justru memeluknya ke dalam lingkungan aktifis internal. Mengembalikan semua memori waktu mengerjakan segudang amanah dakwah. Akan tetapi kebijakan yang harus dijalani membuatnya merasa hampa. Ia terjebak dalam kekosongan aktifitas. Banyaknya waktu kosong bukan menjadi solusi, sebaliknya menjadi boomerang bagi dirinya. Akhirnya iapun mencari aktifitas dan lingkungan lain yang lebih bisa menerimanya, Hilanglah nama rifki dari lingkungan lama yang katanya membahagiakan.

Pembinaan yang Parsial


Lamanya usia pembinaan, bukan jaminan terhadap matangnya kualitas pembinaan. Banyak factor lain yang sangat berpengaruh secara kompleks. Itulah yang terjadi pada diri Rizal. Ketika SMU dialah orang pertama yang semangat mengikuti pembinaan Rohis. Hal tersebut jugalah yang menempatkannya menjadi orang nomer satu di Rohis. Akan tetapi setelah lulus SMU, Rizal tidak terlihat lagi di dalam barisan para aktifis dakwah. Gayanya juga sudah berubah. Setelah ditelusuri ternyata amanah yang banyak membuatnya merasa tidak mengapa untuk meninggalkan pertemuan pembinaannya. Akhirnya tanpa disadari ia terjebak dalam keasyikan kuliah dan pekerjaan lainnya, sementara secara maknawi ia merosot dalam kelemahan. Akhirnya keletihan menghinggapi dan ia pun sulit untuk bangkit.

Perhatian terhadap masalah pembinaan adalah perhatian yang utama. Dalam keadaan apapun sedapat mungkin pelaksanaannya tidak terganggu. Selain itu peningkatan mutu pertemuaan dengan variasi pelaksanaan yang kreaktif, serta program,-program yang tepat, menjadi semacam kebutuhan mendesak. Resiko pemahaman parsial sangat mungkin terjadi jika pertemuan tersebut terjebak ke dalam rutinitas semata. Hasilnya hanya akan melahirkan kader yang lemah dan tidak tahan banting.

Kecewa terhadap Keadaan Dakwah


“Entah kenapa Arman merasa hambar dengan amanah dakwahnya. Rencana-rencana yang dibuat seolah hanya hiasan kertas kerja. Beberapa kali pertemuan yang dirancanya gagal. Kinerja tim melemah. Sementara tim lainnya seolah bergerak sendiri-sendiri. Sudah dicoba untuk mendiskusikan permasalahan tersebut. Namun tidak pernah menghasilkan kebijakan yang jelas. Perlahan-lahan ia pun mulai masa bodoh dengan amanahnya. Belakangan ia malah terlibat aktif dalam aktivitas lain di luar amanah dakwahnya.

Tersumbatnya saluran komunikasi menyembabkan banyak ketidakjelasan yang disimpan di dalam hati aktivis. Perhatian terhadap permasalahan tersebut tidak bisa disepelekan. Meemperbanyak ruang keterbukaan akan melahirkan rasa kepemilikan yang kuat terhadap amanah dakwah. Karenanya itu menjadi suatu kebutuhan primer. Agenda dakwah. Jika dibiarkan perasaan kecewa tersebut akan melunturkan semangat kerja dan menepiskan karakter militant aktivis.

Silaturahim yang lemah


“Arman dulunya termasuk pengurus Rohis. Namun kekecewaan membuatnya memilih aktivitas lain. Pilihan tersebut menyebabkannya menjadi jauh dari ikhwah lainnya. Sampai akhirnya ketika berpapasan pun hanya teguran formal yang dirasakannya. Setelah sekian lama, Arman merasa rindu untuk kembali bergabung dengan anak-anak Rohis. Namun ia merasa asing dan sendirian. Hal tersebut dirasakannya ketika beberapa ikhwah yang dulu sering berkunjung ke rumahnya, kini entah kemana. ‘Apakah saya tidak berhak memuliakan agama Allah kembali, sedang nabi Adam pun pernah berbuat kesalahan, tapi Allah memaafkannya’. Akhirnya Arman benar-benar tersisihkan.”

Seandainya kita mau sedikit memaknai pemahaman ukhuwah kita, tentulah kasus tersebut tidak pernah terjadi. Hanya dengan memberikan perhatian sederhana kita mampu mengikat hati-hati kita menjadi kesatuan yang utuh. Bahkan terhaadap saudara-saudara kita yang mengalami keterlanjuran, bagi mereka bukan berarti pintu dakwah tertutup. Mereka tetap berhak untuk kembali mengusung panji-panji kemuliaan. Namun terkadang kita justru menjadi penyebab lunturnya karakter militansi mereka dan membuatnya semakin menjauh.

Perubahan Lingkungan Aktifitas

“Di kampus Andri adalah salah seorang aktifis dakwah yang cukup dikenal. Akan tetapi setelah lulus, gaya dan kelakuannya berubah drastic. Menurutnya ini tuntutan lingkungan baru, apa boleh buat. Rupanya perubahan lingkungan tidak diantisipasi olehnya. Di kampus ia menghabiskan waktunya hanya di tiga tempat, ruang kuliah, lab dan masjid. Hampir 24 jam perhatiannya tersita untuk agenda dakwah. Namun kini semuanya berubah. Jangankan dakwah, sholat jama’ah pun semakin jarang dilakukannya. Meskipun ada perasaan rindu, ia mulai merasa asing dengan kata dakwah.”

Perubahan lingkungan aktivitas pasti akan dialami oleh kita semua. Persiapan untuk menghadapi kondisi tersebut perlu dilakukan sejak dini. Kita harus memahami bahwa menguat atau melemahnya karakter militant sangat ditentukan oleh lingkungan aktivitas. Oleh karenanya jika kita mengalami perubahan lingkungan tersebut penting bagi kita untuk menjaga pengkondisian diri. Harus disadari bahwa ada lingkungan tertentu yang tidak boleh berubah dalam fase kehidupan kita. Mislanya tetap menjaga kedekatan diri dengan budaya dakwah dan lingkungan tausiyah. Ia akan hadir sebagai penguat karakter militan dimanapun kita berada.
Sebagai sang pejuang, kita dituntut mengupayakan semua faktor yang memungkinkan penguatan diri kita. Saat ini masyarakat tengah berada di persimpangan sejarah. Mereka membutuhkan contoh-contoh hidup seorang pejuang. Jika permasalahan yang menyita energi dan perhatian kita adalah karena perbuatan kita sendiri, sampai kapankah kita akan menghadirkan senyum buat mereka. Lihatlah bagaimana ternyata sebagian dari mereka masih sangat sulit membedakan kepentingan Islam dengan kepentingan lainnya. Sebagian memberikan loyalitas, sebagaimana layaknya para sahabat memandang Rasulullah. Sementara itu Fajar Islam sepertinya masih sangat lama untuk terbit di sini. Semuanya membutuhkan kekuatan, membutuhkan pengorbanan, membutuhkan keteguhan sikap, membutuhkan militansi yang sempurna akankah kita termasuk orang yang berada didalamnya?

”Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Rabb kami adalah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendiriannya, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa takut dan sedih dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu” (QS.Fushshilat:30)

Wallahu a’lam bish showwab

Dipersembahkan untuk saudara/i ku kader dakwah TGP
Baca juga artikel lainnya di: www.igon2007.blogspot.com

Rabu, 12 November 2008

Bila Al-qur'an bisa bicara!!

bila Al-qur'an bisa bicara!!

Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu' aku kau sentuh dalam keadaan suci
Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari
Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra

Sekarang engkau telah dewasa...
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah...
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu

Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?

Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya

Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu
Kadangkala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa

Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan

Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam kesepian

Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.


Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman
Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.....


Sekarang... pagi-pagi sambil minum kopi...engkau baca Koran pagi atau nonton berita TV
Waktu senggang..engkau sempatkan membaca buku karangan manusia

Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha Perkasa.
Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan...


Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surahku (Basmalah)
Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Alloh yang terdapat padaku di laci mobilmu
Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu
Aku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku


Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatkupun kadang kau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu


Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku
Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV
Menonton pertandingan Liga Italia , musik atau Film dan Sinetron laga
Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk
Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah


Waktupun cepat berlalu...aku menjadi semakin kusam dalam lemari
Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu
Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu
Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku.


Apakah Koran, TV, radio , komputer, dapat memberimu pertolongan ? Bila
engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba Engkau akan
diperiksa oleh para malaikat suruhanNya

Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat melaluinya.


Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu...
Setiap saat berlalu...kuranglah jatah umurmu...
Dan akhirnya kubur sentiasa menunggu kedatanganmu..
Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu
Apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu.


Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati...
Di kuburmu nanti....
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan
Yang akan membantu engkau membela diri
Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu Dari perjalanan di alam akhirat
Tapi Akulah "Qur'an" kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu


Peganglah aku lagi . .. bacalah kembali aku setiap hari
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci
Yang berasal dari Alloh, Tuhan Yang Maha Mengetahui

Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad Rasulullah.


Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu...
Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu


Sentuhilah aku kembali...
Baca dan pelajari lagi aku....
Setiap datangnya pagi dan sore hari
Seperti dulu....dulu sekali...
Waktu engkau masih kecil , lugu dan polos...
Di surau kecil kampungmu yang damai
Jangan aku engkau biarkan sendiri....
Dalam bisu dan sepi....
Mahabenar Allah, yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.


~thanks to : penulis renungan ini ^_^~